Jumat 11 Aug 2023 11:35 WIB

Miss Universe dan Nasihat Ulama Nursi untuk Kaum Wanita

Kenistaan pria tak bisa ditandingi perempuan yang menanggung beban berkali lipat. 

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Mahkota peserta kontes kecantikan (ilustrasi). Peserta kontes kecantikan Miss Universe Indonesia diduga diminta telanja ketika body checking.
Foto: www.freepik.com
Mahkota peserta kontes kecantikan (ilustrasi). Peserta kontes kecantikan Miss Universe Indonesia diduga diminta telanja ketika body checking.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Miss Universe adalah kontes kecantikan internasional yang diadakan setiap tahun, termasuk di Indonesia. Namun, dalam ajang kontes kecantikan ini, juga mempertontonkan aurat wanita, yang mana hal itu bertentangan dengan ajaran Islam. 

Lalu bagaimana seharusnya menjadi wanita? Ini dia nasihat dari ulama asal Turki. 

Baca Juga

Dalam beberapa pekan terakhir ini, masyarakat Indonesia tengah ramai memperbincangkan kasus Miss Universe Indonesia. Kontes kecantikan kaum wanita ini mulai banyak diperbincangkan setelah munculnya kasus body checking. Bahkan, ada juga rumor pemotretan tanpa busana di ajang ini. 

Ulama dan cendekiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi (1878-1960M) menjelaskan, kasih sayang, pengorbanan, dan ketulusan perempuan tidak bisa ditandingi oleh pria. Kenistaan pria juga tak bisa ditandingi oleh perempuan. 

Karena itu, menurut Nursi, dengan fitrah dan bentuk fisiknya yang lemah perempuan sangat takut terhadap orang yang bukan mahramnya. Ia merasa dirinya harus dilindungi dengan hijab. 

Hal itu, karena ketika seorang pria hendak “merasakan kenikmatan” yang hanya berlangsung selama delapan menit paling-paling, ia hanya rugi ratusan ribu rupiah. 

Sementara bagi perempuan, setelah kenikmatan yang berlangsung delapan menit itu ada beban yang harus dibawanya selama delapan bulan ditambah dengan keharusan untuk mendidik bayi yang tak berayah tersebut selama delapan tahun. 

"Artinya, perempuan tidak bisa menandingi pria dalam kenistaan. Namun, ia harus menanggung bebannya berkali-kali lipat dibanding hukuman pria," kata Nursi menjelaskan.

Dia mengatakan, peristiwa semacam itu sering terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang penuh berkah tercipta untuk menjadi tempat tumbuhnya akhlak-akhlak mulia. Pasalnya, ia nyaris tidak bisa menerima kefasikan dan keburukan untuk bersenang-senang dengan kenikmatan dunia. 

Artinya, kata Nursi, perempuan adalah jenis makhluk yang baik dan diberkahi untuk menjalankan sebuah kehidupan rumah tangga yang bahagia dalam wadah pendidikan Islam.

"Semoga lembaga-lembaga yang berusaha merusak perempuan baik-baik itu hancur dan musnah. Aku juga memohon kepada Allah agar Dia selalu menjaga semua saudara perempuanku dari kejahatan orang-orang yang jahat. Amin," ucap Nursi.

Lalu Nursi pun menyampaikan nasihatnya lagi sebagai berikut:

"Wahai saudara-saudara perempuanku, secara khusus kukatakan hal ini kepada kalian: 

'Bekerjalah mencari nafkah dengan tangan sendiri seperti para perempuan desa. Lalu, berusahalah hidup hemat dan qana‘ah; dua sifat yang tertanam dalam fitrah kalian. Hal itu lebih baik dibanding kalian merusak diri kalian sendiri karena tuntutan hidup dengan tunduk pada dominasi seorang suami yang jahat, berperilaku buruk, dan kebarat-baratan'. 

Jika nasib salah seorang kalian mendapat suami yang tidak cocok, terimalah nasib dengan penuh kerelaan. Semoga dengan ridha dan kerelaannya tadi, Allah memperbaiki suaminya. 

Jika tidak, ia akan mengajukan gugatan perceraian ke pengadilan seperti informasi yang kudengar sekarang ini. Tentu saja hal itu sama sekali tidak sesuai dengan kemuliaan Islam dan kehormatan umat."

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement