Sabtu 12 Aug 2023 16:29 WIB

Pemilu Negara Bagian Malaysia Penentu Pemerintahan Anwar Ibrahim

Hampir 9,8 juta orang atau separuh pemilih negara berhak memilih.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pedagang menunjukkan jari yang telah dicoblos dakwat di tokonya Pasar Siti Khadijah usai pemungutan suara di Kota Bharu, Kelantan, Malaysia,.
Foto: ANTARA FOTO
Seorang pedagang menunjukkan jari yang telah dicoblos dakwat di tokonya Pasar Siti Khadijah usai pemungutan suara di Kota Bharu, Kelantan, Malaysia,.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemungutan suara untuk negara bagian Malaysia sedang berlangsung pada Sabtu (12/8/2023).  Pemerintah multi-koalisi Perdana Menteri Anwar Ibrahim berusaha untuk memperkuat cengkeramannya melawan oposisi yang kuat.

Pemilih berbondong-bondong ke sekolah-sekolah dan tempat pemungutan suara lainnya di seluruh negeri. Anwar dan istrinya memberikan suara di kampung halaman di negara bagian Penang utara. Pemungutan suara berakhir pada pukul 18.00 waktu setempat dan hasilnya akan diketahui pada pekan depan.

Baca Juga

Hampir 9,8 juta orang atau separuh pemilih negara berhak memilih 245 anggota majelis di enam negara bagian, yang menyumbang lebih dari separuh produk domestik bruto Malaysia. Jajak pendapat secara luas dipandang sebagai referendum untuk kepemimpinan Anwar dan kekuatan oposisi Islam setelah pemilihan umum yang memecah belah pada November.

Sementara pemilihan lokal tidak berdampak langsung pada pemerintah federal, hasilnya dapat menandakan pemerintahan Anwar dapat bertahan selama lima tahun penuh. Dua koalisi yang bersaing saat ini masing-masing mengendalikan tiga negara bagian.

Hasil pemilihan kali ini cukup menentukan. Jika oposisi menguasai negara-negara bagian yang dipimpin oleh blok Anwar atau menunjukkan hasil yang kuat dalam jajak pendapat negara bagian, para analis mengatakan, hal itu akan menekan Anwar. Kondisi itu pun dapat mengguncang stabilitas politik negara itu.

Sebelum Anwar, Malaysia memiliki tiga perdana menteri sejak 2018 setelah anggota parlemen mengalihkan dukungan politik. “Taruhannya tinggi untuk Anwar dan kepemimpinannya,” kata direktur strategi konsultan risiko politik KRA Group Amir Fareed Rahim.

“Penampilan yang bagus akan menjadi pendorong stabilitas jangka panjang pemerintahan persatuan Anwar. Jika tidak, akan terjadi peningkatan kebisingan politik yang dapat mengganggu dan menggerogoti otoritas politik pemerintahannya," ujarnya.

Politik Malaysia menjadi kacau setelah pemilihan umum pada November lalu menyebabkan Parlemen digantung yang belum pernah terjadi sebelumnya. Aliansi Pakatan Harapan (PH) Anwar memenangkan kursi terbanyak tetapi gagal memenangkan mayoritas.

Kondisi ini akibat banyak etnis Melayu memberikan dukungan kepada blok Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Blok PN termasuk Partai Islam Pan-Malaysia (PAS) yang konservatif yang muncul sebagai partai tunggal terbesar di Parlemen.

Atas perintah Raja Malaysia Tengku Abdullah, partai-partai yang bersaing berkumpul untuk membentuk pemerintahan persatuan yang saat ini dipimpin Anwar. Dukungan dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) memberi Anwar mayoritas dua pertiga di Parlemen, tetapi para analis mengatakan, aliansi longgar ini dianggap tidak stabil dan membutuhkan dukungan lebih kuat dari mayoritas Melayu.

Pemungutan suara dilakukan di Selangor dan Penang, dua negara bagian terkaya di negara itu, serta Negeri Sembilan, yang diperintah oleh aliansi PH Anwar. Tiga negara bagian Melayu lainnya, Kedah, Kelantan, dan Terengganu dikuasai oleh PAS. Sebagian besar pengamat politik memperkirakan status quo tetapi percaya akan ada peningkatan dukungan untuk oposisi PN.

Perdana menteri Malaysia telah melakukan zig-zag di seluruh negeri untuk mengajukan daya tarik stabilitas politik dan konsep tentang pemerintahan yang progresif. Dia menandai ulang tahunnya yang ke-76 pada Kamis (10/8/2023), dengan memberikan pidato berapi-api hingga larut malam di rapat umum politik di Selangor.

Dalam video yang dibagikan di Facebook pada Jumat (11/8/2023), Anwar mendesak warga Malaysia untuk memilih dengan bijak dan memilih persatuan demi masa depan yang stabil dan ekonomi yang kuat. Dia mengatakan, kemenangan untuk pemerintah persatuannya akan menyelamatkan negara dari kefanatikan rasial dan agama. Dia pun meminta waktu bagi pemerintahnya untuk memenuhi janjinya untuk reformasi.

Banyak komunitas Melayu memandang Anwar terlalu liberal dan takut identitas Islam dan hak istimewa Melayu yang telah berlangsung puluhan tahun dapat digerogoti. Secara hukum, semua orang Melayu adalah Muslim dengan Islam adalah agama resmi di Malaysia. Orang Melayu membentuk lebih dari 2/3 dari 33 juta penduduk Malaysia, dengan minoritas Cina dan India yang besar.

Dalam postingan Facebook pekan ini, pemimpin PAS Abdul Hadi Awang menyiratkan bahwa oposisi dapat menggulingkan pemerintahan Anwar jika mereka menyapu bersih enam negara bagian. Analis mengatakan Anwar akan memiliki waktu untuk membangun basis politiknya sebelum pemilihan umum berikutnya pada 2027. Kondisi itu pun jika dia dapat mempertahankan tiga negara bagian di bawah aliansinya.

 Tapi, bila Anwar gagal, itu bisa mendorong sekutu dalam pemerintahannya untuk memikirkan kembali kemitraan yang sedang berlangsung. Pergeseran kesetiaan dapat menjerumuskan negara ke dalam gejolak baru. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement