Senin 29 Sep 2025 06:00 WIB

Israel Kepung Kota Gaza dengan Tank, Robot Berpeledak, dan Sabuk Api

Petugas darurat kesulitan mengakses korban yang tertimbun.

Asap membubung ke langit menyusul serangan militer Israel di Jalur Gaza utara, terlihat dari Israel selatan, Sabtu, 20 September 2025.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Asap membubung ke langit menyusul serangan militer Israel di Jalur Gaza utara, terlihat dari Israel selatan, Sabtu, 20 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Israel terus merangsek masuk dengan tank-tank ke dalam distrik pemukiman di Kota Gaza pada Ahad. Robot-robot berpeledak penjajah serta sabuk api juga terus menimbulkan kehancuran luar biasa di wilayah tersebut.

Sementara otoritas kesehatan setempat mengatakan mereka tidak mampu menanggapi puluhan panggilan putus asa untuk evakuasi. Jurnalis Muhammad Rabah melaporkan, lima belas warga Palestina syahid dan tujuh puluh lainnya terluka pada Sabtu malam ketika pesawat Israel menargetkan pasar populer di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah. 

Baca Juga

Pengeboman tersebut menargetkan pasar yang ramai, mengakibatkan kematian dan cedera beberapa warga sipil.  Sumber menambahkan bahwa korban luka dipindahkan ke Rumah Sakit Al-Awda untuk perawatan.

Jumlah korban jiwa diperkirakan meningkat karena parahnya cedera.  Hal ini terjadi ketika Israel melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, menewaskan dan melukai ribuan orang.

Sedangkan para saksi dan petugas medis mengatakan tank-tank Israel telah memperdalam serangan mereka di lingkungan Sabra, Tel Al-Hawa, Sheikh Radwan dan Al-Naser, mendekati jantung dan wilayah barat Kota Gaza, tempat ratusan ribu orang berlindung.

Para dokter di Rumah Sakit al-Shifa menggambarkan “pemandangan mengerikan” karena banyak pasien terpaksa mengungsi meski membutuhkan perawatan darurat.

photo
Sebuah tank Israel bergerak melalui daerah dekat perbatasan Israel-Gaza, terlihat dari Israel selatan, Rabu, 20 Agustus 2025. - ( AP Photo/Maya Levin)

Menurut kesaksian yang diperoleh para peneliti di Pusat Hak Asasi Manusia Palestina, tentara Israel menggunakan sabuk api, yaitu senjata pembakar yang menyebabkan api berkobar di sebidang tanah, dan mengerahkan kendaraan bermuatan bahan peledak di sekitar rumah sakit saat unit militer bergerak maju dari sisi utara dan timur rumah sakit.

Staf medis mengatakan pemboman tersebut menyebabkan penangguhan banyak prosedur karena dokter dan perawat tidak dapat mencapai rumah sakit dan beberapa orang tewas dalam serangan tersebut.

Dr Hasan al-Sha’ir, direktur medis al-Shifa, mengatakan kepada para peneliti bahwa staf terus bekerja “meskipun kondisinya sulit dan ketakutan yang luar biasa”, mengingat pengepungan rumah sakit sebelumnya ketika pasukan Israel membunuh dan menangkap personel medis.

Dia mengatakan setidaknya 100 pasien saat ini menerima perawatan dalam “keadaan yang sangat sulit” dengan kekurangan obat-obatan dan peralatan medis yang dapat menyelamatkan jiwa.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement