Sabtu 12 Aug 2023 17:40 WIB

Kasus Bayi Tertukar, Karyawan RS tidak Informasikan ke Manajemen Sejak Awal

RS Santosa mengakui adanya kelalaian dari karyawannya.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Polres Bogor menggelar konferensi pers terkait bayi yang tertukar, di Mako Polres Bogor, Jumat (11/8/2023). Siti Mauliah (37 tahun), ibu yang bayinya tertukar pun menangis di konferensi pers tersebut.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Polres Bogor menggelar konferensi pers terkait bayi yang tertukar, di Mako Polres Bogor, Jumat (11/8/2023). Siti Mauliah (37 tahun), ibu yang bayinya tertukar pun menangis di konferensi pers tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pihak Rumah Sakit Sentosa Bogor mengakui ada kelalaian dari karyawan rumah sakit, yang tidak menginformasikan kepada manajemen terkait adanya laporan dugaan bayi tertukar pada Juli 2022. Oleh karenanya, manajemen rumah sakit baru mengetahui hal tersebut pada Mei 2023 dan melakukan mediasi dengan orangtua bayi terkait.

Juru Bicara RS Sentosa Bogor, Gregg Djako, menjelaskan, salah seorang ibu yang bayinya tertukar, Siti Mauliah (37 tahun), telah mendatangi RS Sentosa berkali-kali. Namun, Siti tidak pernah bertemu dengan manajemen dan karyawan yang menerima laporan tersebut tidak menyampaikannya ke manajemen.

“Jadi memang kami harus akui ada kelalaian pada karyawan kami, yang tidak menginformasikan ini. Ini sedang kami dalami,” kata Gregg kepada Republika, Sabtu (12/8/2023).

Gregg mengatakan, pihak manajemen rumah sakit baru mengetahui informasi terkait bayi Siti yang diduga tertukar pada Mei 2023. Atau bulan ke-11 setelah bayi Siti lahir pada Juli 2022.

“Ini satu tahun. Satu tahun ini baru kami ketahui bulan ke-11. Manajemen rumah sakit baru mendapatkan informasi lengkap dan utuh di bulan ke-11,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menyebutkan, selama datang ke RS Sentosa berkali-kali, Siti hanya bertemu dengan karyawan rumah sakit seperti bidan, perawat, dan lainnya. Informasi itu baru didapat RS Sentosa dari salah seorang bidan yang merupakan tetangga Siti.

“Kebetulan bidan itu ada yang tetangganya, jadi kami ketemu dengan itu, dan itu informasi tidak pernah sampai kepada manajemen rumah sakit. Sehingga kami tidak pernah mengetahui informasi itu. Itu sebenarnya,” jelasnya.

Oleh karenanya, kata Gregg, pihak rumah sakit akan mengambil langkah terkait karyawan yang tidak menyampaikan laporan itu ke manajemen. Sehingga manajemen rumah sakit baru mengetahui ada bayi diduga tertukar setelah setahun kemudian.

“Nah justru terkait karyawan yang tidak menginformasikan, rumah sakit akan mengambil langkah terkait hal itu,” ujarnya.

Gregg menambahkan, usai menerima laporan dugaan bayi tertukar itu pada 23 Mei 2023, manajemen RS Sentosa langsung menggelar rapat pada 24 Mei 2023. Kemudian dilakukan mediasi antara tiga belah pihak yakni RS Sentosa, Siti, dan ibu dari bayi yang juga diduga tertukar yakni pasien B.

“Jadi tes DNA itu kami lakukan setelah kami mengupayakan mediasi. Kami sudah mengupayakan mediasi sejak bulan Mei saat rumah sakit mengetahui peristiwanya. Peristiwanya baru ketahuan di bulan Mei,” kata Gregg.

Sebelumnya, diberitakan bayi dari Siti Mauliah diduga tertukar sejak setahun lalu usai melahirkan di rumah sakit di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Siti pun telah melakukan tes DNA di rumah sakit, dan hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang dirawatnya selama setahun ini bukan anak kandungnya.

Siti telah membuat laporan ke Polres Bogor dan meminta bantuan ke polisi untuk mencari anak kandungnya. Setelah melahirkan pada 18 Juli 2022, Siti melakukan tes DNA pada Mei 2023 dengan hasil bahwa bayi yang dirawatnya setahun ini bukanlah anak kandungnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement