REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai, untuk mewujudkan mimpi Indonesia menjadi negara adidaya pada 2045 perlu ditunjang dengan penduduk yang berkualitas. Penurunan kasus tengkes (stunting) harus dituntaskan dengan inovasi dan kolaborasi semua pihak.
Ridwan Kamil mengatakan, melalui program Jabar Zero New Stunting secara bertahap dari 2018, Pemprov Jabar menurunkan angka prevalensi stunting secara signifikan dari 31,5 persen hingga 2022 menjadi 20,2 persen. Prevalensi tersebut berada di bawah angka nasional sebesar 21,6 persen.
"Ditargetkan jumlah balita tengkes pada 2024 tersisa 14 persen sesuai dengan target nasional," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat bersilaturahmi dengan 2.000 Petugas Lini Lapangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Se-Jawa Barat di GOR Saparua, Kota Bandung, akhir pekan ini.
Emil mengatakan, Jabar juga tercatat sebagai provinsi dengan pencapaian penurunan angka stunting tertinggi di Pulau Jawa. Dalam acara tersebut, Ridwan Kamil juga mengukuhkan Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Fazar Supriyadi Sentosa yang telah dilantik pada 22 Juni 2023.
Kepada Kepala Perwakilan BKKBN Jabar yang baru, Ridwan Kamil berpesan agar mempertahankan prestasi dan membuat sebuah inovasi, salah satunya dalam menekan kasus stunting .
"Kepada Kepala BKKBN yang baru (Fazar Supriyadi Sentosa) agar mempertahankan prestasi dan membuat inovasi. Masukan dari saya, inovasi dari Pemkab Sumedang dalam penanganan stunting bisa diterapkan di seluruh wilayah Jabar," katanya.
Percepatan penurunan kasus stunting menjadi atensi khusus di masa kepemimpinan Gubernur-Wakil Gubernur Jabar, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum guna menjamin kualitas dan keberlangsungan daya saing generasi muda di masa depan.
Di masa kepemimpinannya, Emil menerapkan Jabar Zero New Stunting, yang merupakan program Pentahelix melibatkan semua unsur, mulai dari pemerintah, swasta, sampai masyarakat. Titik finis program ini akan terlihat pada 2045, saat Indonesia meraih bonus demografi.
Emil mengatakan, peran BKKBN sangat mulia karena tujuannya beriringan dengan mimpi Indonesia menjadi negara adidaya di 2045 dengan generasi yang sehat dan cerdas.
"Untuk membawa Indonesia menjadi negara adidaya, di dalam kerja-kerja Bapak Ibu BKKBN terdapat syarat menjadi negara maju, yakni penduduknya harus berkualitas,"katanya.
Oleh karena itu, ia berharap BKKBN bisa mencetak generasi penerus di Jabar yang sehat, memiliki akhlak yang baik, cerdas, dan ahli ibadah. "Jika itu semua terealisasi, maka cita-cita Indonesia menjadi negara adidaya di 2045 bakal terwujud," katanya.