REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Hasil yang diberikan oleh AI generatif seperti ChatGPT akan sangat bergantung pada kata-kata perintah atau prompt ke dalam aplikasi. Teks yang kurang sesuai dapat membuat hasil yang diberikan oleh AI generatif menjadi kurang optimal dan tidak sesuai dengan keinginan pengguna.
Seperti diketahui, kemampuan sistem komputer dalam bekerja sangat bergantung pada input yang diberikan. Oleh karena itu, pada 1957, muncul istilah GIGO yang merupakan singkatan dari Garbage In, Garbage Out (sampah masuk, sampah keluar).
Istilah GIGO ini tampaknya juga berlaku di era AI generatif. Suatu aplikasi AI generatif bisa saja memberikan hasil yang buruk bila mendapatkan kata perintah yang kurang tepat dari penggunanya.
Untuk menghindari GIGO saat menggunakan AI generatif, pengguna harus menuliskan atau memberikan prompt yang tepat. Saat menggunakan ChatGPT misalnya, pengguna perlu menuliskan prompt yang dapat membantu large language model (LLM) di dalam ChatGPT bekerja secara optimal, sehingga mampu memberikan hasil terbaik.
Agar prompt bisa bekerja secara efektif pada ChatGPT, ada empat hal yang perlu diperhatikan pengguna saat menuliskan prompt. Berikut ini adalah keempat hal tersebut, seperti dilansir ZDNet pada Senin (14/8).
1. Bangun Komunikasi dengan AI seperti Mengobrol dengan Manusia
Saat menulis prompt, pengguna perlu melakukannya seakan tulisan tersebut akan dibaca oleh manusia. Gaya penulisan ini dikenal sebagai prompting interaktif.
Seperti halnya berbicara dengan manusia, pengguna bisa terus menggali informasi dari ChatGPT dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik seiring dengan berjalannya "komunikasi". Dengan cara seperti ini, pengguna bisa mendapatkan respons yang sangat menarik dan mendalam dari ChatGPT.
2. Berikan Gambaran dan Konteks
Menulis prompt untuk ChatGPT tidak sesederhana menuliskan satu kalimat pertanyaan. Pengguna perlu memberikan informasi latar yang relevan serta konteks yang jelas terkait pertanyaan yang mereka ajukan kepada ChatGPT.
Sebagai contoh, pengguna ingin mengetahui cara untuk mempersiapkan diri sebelum melakukan marathon. Pengguna bisa saja mengajukan pertanyaan sederhana seperti "Bagaimana caranya mempersiapkan diri untuk marathon?". Akan tetapi, jawaban yang muncul mungkin akan bersifat umum.
Bila menginginkan jawaban yang lebih spesifik, pengguna bisa mengajukan pertanyaan seperti "Saya adalah pelari pemula dan belum pernah melakukan marathon sebelumnya. Saya akan mencoba marathon untuk pertama kalinya enam bulan lagi. Bagaimana sebaiknya saya mempersiapkan diri untuk marathon?".
Dengan memberikan konteks dan latar informasi yang lebih rinci seperti ini, pengguna bisa mendapatkan jawaban yang lebih spesifik dari ChatGPT. Dengan begitu, pengguna juga bisa mendapatkan jawaban atau informasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pengguna tidak perlu merasa ragu untuk memberikan rincian informasi sebanyak yang mereka inginkan. Justru, beragam informasi dan konteks yang diberikan oleh pengguna akan memungkinkan ChatGPT untuk memberikan jawaban yang lebih mendalam dan berlayer.
3. Atur Sudut Pandang
Meski jarang diketahui, pengguna bisa meminta ChatGPT untuk memberikan jawaban dari sudut pandang suatu profesi. Sebagai contoh, ChatGPT bisa memberikan jawaban mengenai isu pendidikan dari sudut pandang seorang guru.
Yang perlu pengguna lakukan adalah meminta ChatGPT untuk memberikan jawaban dari sudut pandang profesi yang diinginkan. Profesi ini bisa sangat beragam, mulai dari eksekutif marketing, jurnalis, peneliti, hingga manajer produk. Bergantung pada profesi yang dipilih, ChatGPT bisa memberikan jawaban atau respons dengan nada atau nuansa yang berbeda.
4. Jaga ChatGPT Tetap di Jalurnya
Terlepas dari kemampuannya yang menakjubkan, ChatGPT masih memiliki kecenderungan untuk memberikan respons di luar jalur diskusi. Biasanya, hal tersebut terjadi ketika pengguna melakukan percakapan yang panjang dengan ChatGPT. Tak jarang, ChatGPT juga bisa mengarang jawaban atau respons yang tidak sesuai fakta.
Untuk menghindari hal ini, pengguna bisa mengajukan pertanyaan yang mengkritisi respons dari ChatGPT. Sebagai contoh, pengguna bisa memberikan respons seperti "Mengapa kamu berpikir seperti itu?" atau "Apa bukti yang bisa mendukung jawabanmu?".
Bila jawaban sebelumnya tidak berdasarkan fakta, ChatGPT biasanya akan meminta maaf karena memberikan informasi keliru. Selanjutnya, ChatGPT akan memberikan jawaban baru yang sesuai dengan fakta.