Senin 14 Aug 2023 21:17 WIB

Wapres Berharap Pilpres tak Picu Polarisasi Tajam Seperti 2019

Wapres Maruf berharap pemilu berjalan damai dan lancar.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Presiden Maruf Amin menyampaikan sambutan saat upacara pembukaan Raimuna Nasional (Rainas) XII Tahun 2023 di Buperta Cibubur, Jakarta, Senin (14/8/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Presiden Maruf Amin menyampaikan sambutan saat upacara pembukaan Raimuna Nasional (Rainas) XII Tahun 2023 di Buperta Cibubur, Jakarta, Senin (14/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menanggapi bergabungnya Partai Golkar dan PAN ke koalisi yang mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024. Bergabungnya kedua partai ini diketahui memastikan setidaknya tiga poros yang bisa terbentuk dalam Pilpres 2024 mendatang.

"Saya kira ikuti saja proses-proses Pemilu itu, seperti Anda katakan bahwa sekarang sudah terdiri dari tiga poros. Poros yang satu itu Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN itu satu poros sekarang ini. Kemudian PDIP, dan juga poros Nasdem," ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangan persnya kepada wartawan usai menghadiri Peringatan Hari Pramuka ke-62 dan kegiatan Raimuna Nasional ke-12 Tahun 2023 di Jambore, Cibubur, Jakarta, Senin (14/8/2023).

Baca Juga

Kiai Ma'ruf berharap dengan adanya tiga poros ini semakin menutup ruang terjadinya polarisasi di Pilpres 2024. Hal ini agar tidak terulang kembali polarisasi yang tajam saat Pilpres 2019 lalu.

Namun demikian, jika nantinya hanya ada dua poros pun, tidak menimbulkan polarasasi di masyarakat. "Kita harapkan tiga atau dua poros misalnya itu, tidak menimbulkan polarisasi yang tajam," ujarnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini juga berharap Pilpres 2024 akan berjalan dengan lancar dan damai. Karena itu, dia menghendaki Pemilu dijadikan kontestasi yang penuh kegembiraan dan saling menghormati satu sama lain.

"Kita berharap Pemilu yang akan datang ini Pemilu yang kontestasi yang penuh persahabatan, rasa kegembiraan, saling menghormati, dan nanti menghasilkan pemimpin yang betul-betul kita harapkan. Saya kira menurut saya tiga ataupun dua tidak boleh terjadi polarisasi. Itu yang penting," katanya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement