Selasa 15 Aug 2023 16:20 WIB

Indef: Gabung OECD Tanda Stabilitas Ekonomi

Keanggotaan OECD membuka peluang kerja sama dengan negara lain.

Japanese Prime Minister Fumio Kishida center, and leaders from invited guest countries, from left to right, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) Secretary-General Mathias Cormann, World Bank President David Malpass, United Nations Secretary General Antonio Guterres, Vietnam
Foto: Takashi Aoyama/Pool Photo via AP
Japanese Prime Minister Fumio Kishida center, and leaders from invited guest countries, from left to right, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) Secretary-General Mathias Cormann, World Bank President David Malpass, United Nations Secretary General Antonio Guterres, Vietnam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebutkan kebijakan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) bisa memberikan manfaat kepada Indonesia.

Kepala Center of Macroeconomics and Finance Indef M Rizal Taufikurahman mencontohkan OECD mengutamakan stabilitas ekonomi setiap anggotanya. Oleh karena itu, bila Indonesia berhasil menjadi anggota OECD, hal itu menandakan Indonesia telah mencapai stabilitas ekonomi.

Baca Juga

“Stabilitas ekonomi ini sangat penting bagi anggota OECD. Maka, diharapkan secara ekonomi pertumbuhan juga terkendali,” kata Rizal dalam diskusi daring Indef di Jakarta, Selasa (15/7/2023).

Selain stabilitas ekonomi, OECD juga mengedepankan faktor reformasi struktural. Rizal menyebut faktor itu perlu menjadi catatan penting bagi Indonesia, yakni bagaimana reformasi bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas ekonomi.

Hal itu juga perlu diiringi dengan komitmen terhadap sejumlah sektor, terutama keuangan, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.

Rizal menambahkan transparansi dan penerapan standard internasional yang disyaratkan oleh OECD dapat meningkatkan kualitas sistem keuangan dan perpajakan Indonesia.

OECD juga mengutamakan hak asasi manusia (HAM) serta lingkungan hidup dan keberlanjutan yang perlu dipenuhi oleh anggota-anggotanya.

“Jadi, Indonesia perlu berkomitmen terhadap lingkungan agar mengurangi dampak negatif,” ujar Rizal.

Lebih lanjut, Rizal juga menyinggung soal benefit yang diterima Korea Selatan setelah bergabung dengan OECD. Keanggotaan OECD membuka peluang kerja sama bagi Korea Selatan bersama negara-negara anggota lainnya dalam bidang perpajakan.

Rizal melihat hal tersebut menjadi suatu keuntungan, terlebih bila mengingat kebanyakan negara yang tergabung dalam OECD merupakan negara-negara maju.

“Karena negara OECD adalah negara yang kuat dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil, produktivitas baik, pendapatan per kapita tinggi, maka tentu kerja sama yang dilakukan adalah kerja sama yang bisa saling menopang agar ekonomi di antara negara anggota juga bisa setara,” jelas Rizal.

Untuk itu, dengan rencana bergabung dengan keanggotaan OECD, diharapkan Indonesia juga dapat menerima keuntungan-keuntungan tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement