Rabu 16 Aug 2023 00:13 WIB

Tim Dokter RSSA Ungkap Kondisi Bayi Kembar Siam Usai Operasi Pemisahan

Kedua bayi sudah menjalani perawatan luka setelah operasi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Para pimpinan dan tim dokter memberikan keterangan pers terkait perkembangan kondisi bayi kembar siam setelah menjalani operasi di RSUD Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Selasa (15/8/2023). 
Foto: Republika/Wilda Fizriyani 
Para pimpinan dan tim dokter memberikan keterangan pers terkait perkembangan kondisi bayi kembar siam setelah menjalani operasi di RSUD Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Selasa (15/8/2023). 

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim dokter RSUD Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang mengungkapkan kondisi terkini bayi siam yang menjalani operasi pemisahan pada akhir pekan lalu. Kedua bayi perempuan berusia 10 bulan tersebut dipastikan dalam kondisi baik.

 

Ketua Tim Kembar Siam RSSA, Eko Sulistijono mengungkapkan, kondisi dua bayi secara garis besar telah mengalami perbaikan. "Karena kegawatannya sudah terlampaui, sudah tidak ada kegawatan lagi yang kita khawatirkan," kata dokter spesialis anak tersebut saat ditemui wartawan di Gedung RSSA Kota Malang, Selasa (15/8/2023).

 

Bayi atas nama Aliyah sudah pindah ke ruang perawatan bersama ibunya. Sementara itu, bayi atas nama Aisyah masih dalam ruangan ICU karena diperlukan observasi terlebih dahulu. Jika kondisinya sudah baik, Aisyah akan dipindahkan juga ke ruang perawatan.

 

Sementara itu, dokter spesialis anestesi, Wiwijaya menyatakan, kondisi kedua bayi setelah operasi pada umumnya sudah stabil. Bayi Aisyah memang memerlukan waktu tambahan untuk observasi terlebih dahulu di ruang ICU.

Ini karena ada beberapa kondisi yang perlu dilihat lebih lanjut. Pada kesempatan sama, dokter spesialis bedah plastik, Herman Josef mengungkapkan, saat ini kedua bayi sudah menjalani perawatan luka setelah operasi.

Tahap ini merupakan bagian penting mengingat adanya luka operasi sehingga perlu diobservasi. Proses perawatan ini tidak harus dilaksanakan di ruang ICU sepenuhnya.

 

Herman juga mengungkapkan alasan membuatnya perlu mengobservasi Aisyah di ruang ICU. Pada dasarnya, kata dia, hal paling penting dan perlu diperhatikan setelah operasi adalah inflamasi.

"Kita belum ngomong infeksi. Kita biasa pada trauma operasi itu ada jaringan yang mengalami inflamasi. Ini yang perlu observasi agar tidak terjadi infeksi dan infeksi berarti ada kuman," ujarnya.

 

Perawatan di ruang ICU menjadi pilihan karena dapat menghindari risiko-risiko potensi infeksi. Sebab, ruangan tersebut lebih minim orang termasuk petugas kesehatan. Oleh karena itu, pihaknya perlu mengobservasi tanda inflamasi bayi Aisyah agar tidak terjadi infeksi.

 

Menurut Herman, bayi Aisyah baru bisa dibawa ke ruangan perawatan biasa sekitar satu sampai dua hari ke depan. Namun keputusan ini harus melihat sejumlah faktor terlebih dahulu termasuk fungsi organ dan lain-lainnya.

"Lain-lain terkait perkembangan berikutnya di tim kita akan evaluasi terus-menerus," ungkapnya. Tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang berhasil memisahkan bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan berusia 10 bulan bernama Aisyah dan Aliyah.

Bayi kembar siam dari pasangan asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, tersebut lahir 15 September 2022 di RSUD Saiful Anwar Kota Malang.

 

Dari hasil analisa tim dokter, bayi kembar siam itu mengalami kondisi perut yang menempel dengan istilah omphalofagus. Selain itu, organ dalam liver atau hati menempel, serta penyatuan pada tulang dada bayi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement