Rabu 16 Aug 2023 18:05 WIB

Anggota DPR Ingatkan Kembali Program Revolusi Mental

Revolusi mental harus diwujudkan dalam perilaku saling menghormati.

Politisi Partai Demokrat, Herman Khaeron bicara tentang revolusi mental.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Politisi Partai Demokrat, Herman Khaeron bicara tentang revolusi mental.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI, Herman Khaeron, mengingatkan kembali program revolusi mental dari pemerintahan saat ini. "Pembangunan mental penting, dalam lagu 'Indonesia Raya', mari kita bangun jiwanya dan bangun badannya," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Hal itu disampaikan Herman Khaeron menanggapi pidato Presiden Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023.

Baca Juga

Dia menegaskan sumber daya yang dimiliki Indonesia dalam APBN seharusnya dioptimalkan untuk membangun sumber daya manusia. Saat ini anggaran lebih banyak ke arah pembangunan infrastruktur.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengaku sedih karena kebebasan dan demokrasi yang menjadi hak warga negara justru dilampiaskan dengan kedengkian dan fitnah terhadap dirinya.

"Yang membuat saya sedih, budaya santun, budi pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang. Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah," kata Jokowi.

Presiden Jokowi mengingatkan seorang pemimpin harus memiliki kepercayaan publik, yang disebutnya menjadi salah satu faktor penentu apakah kebijakan ataupun keputusannya bisa berjalan dan diikuti dengan baik atau tidak. Selain itu seorang pemimpin juga membutuhkan dukungan dan kerja sama dari seluruh komponen bangsa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement