Kamis 17 Aug 2023 13:04 WIB

Komunitas Peduli Ciliwung Gelar Upacara Pengibaran Bendera di Sungai

Komunitas Peduli Ciliwung menggelar upacara pengibaran bendera di sungai.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) menggelar upacara pengibaran bendera di Sungai Ciliwung, Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Kamis (17/8/2023).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) menggelar upacara pengibaran bendera di Sungai Ciliwung, Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Kamis (17/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) menggelar upacara pengibaran bendera merah putih, pada peringatan HUT ke-78 RI, di Sungai Ciliwung, Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Usai menggelar upacara, KPC melakukan aksi bersih-bersih dengan memungut sampah yang ada di aliran sungai.

Anggota KPC yang juga River Defender, Suparno Jumar, mengatakan upacara pengibaran bendera ini digelar di aliran Sungai Ciliwung untuk menyuarakan semangat kemerdekaan dari Sungai Ciliwung. Warga sekitar dan sejumlah mahasiswa Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor juga menghadiri upacara ini.

Baca Juga

“Masih sangat sedikit saudara-saudara kita yang memperingatkan appaun dari sungai. Karena mungkin hari ini sungai sudah ditinggalkan. Orang lebih banyak suka di tempat yang mungkin dari sisi jangkauan lebih mudah dan lebih nyaman,” kata Suparno ketika ditemui Republika di lokasi, Kamis (17/8/2023).

Setelah upacara, sambung dia, KPC juga melakukan bersih-bersih sampah dengan memungut sampah yang ada di sekitar sungai. Diharapkan, aksi ini bisa memberikan semangat pada masyarakat dan menunjukkan bahwa lingkungan Indonesia masih dijajah oleh sampah.

“Tentu saja mudah-mudahan bisa memberikan spirit baru bahwa ternyata kita memang betul apa adanya bahwa sungai kita masih dijajah sampah, lingkungan kita masih banyak sampah, masyarakat perlu ditangani, pemerintah perlu masukannyang konstruktif,” ujarnya.

Kendati demikian, menurut Suparno, secara umum tata kelola sampah di aliran Sungai Ciliwung yang melintas di Kota Bogor, lebih baik dibandingkan di daerah lain. Sebab, di Kota Bogor terdapat Satuan Tugas Naturalisasi Ciliwung.

Ia pun merasa optimistis tujuan Satgas ini untuk menaturalisasi Sungai Ciliwung bisa terwujud. “Secara umum tata kelola sampah kalau dibandingkan dengan daerah lain, karena di Kota Bogor ada Satgas, bisa dikatakan lebih baik. Walaupun belum dikatakan sepenuhnya baik,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement