REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar menilai perlunya kriteria dan standar untuk menentukan negara mana yang bisa bergabung dengan aliansi perdagangan BRICS, yang terdiri atas Brazil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan.
"Kami berpandangan positif tentang hal ini, namun kami tentu meyakini harus ada sejumlah kriteria dan standar untuk keanggotaan (BRICS)," kata Jaishankar dalam suatu pengarahan pers, seraya menyatakan pemerintah India terbuka memperluas keanggotaan BRICS.
Menurut dia, hal-hal penting untuk perluasan keanggotaan BRICS adalah cara memastikan sifat dasar BRICS dan membuat sejumlah langkah serta ukuran tertentu untuk pengajuan keanggotaan baru aliansi tersebut.
"Kita membutuhkan semacam standar, semacam alat ukur, yang dapat membantu kita dalam menilai potensi dari negara pengaju," kata dia.
Namun, menurut Jaishankar, perluasan keanggotaan BRICS sejauh ini belum dibahas dalam tingkat pejabat pemerintah negara-negara BRICS.
Dia menyebutkan, sejumlah negara telah menyampaikan keinginan bergabung dengan BRICS, yang tahun ini diketuai Afrika Selatan dan akan menggelar KTT pada 22-24 Agustus di Johannesburg.
Surat kabar India belum lama ini melaporkan bahwa pada KTT BRICS nanti, ada lima negara yang bakal diterima menjadi anggota baru organisasi tersebut. Kelimanya adalah Argentina, Mesir, Indonesia, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
Presiden Joko Widodo pada 7 Agustus lalu menyatakan pihaknya akan memutuskan kemungkinan Indonesia bergabung dengan kelompok ekonomi negara-negara berkembang itu.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo berencana mengunjungi Afrika Selatan dalam waktu dekat ini, tetapi dia enggan memastikan apakah kunjungan Jokowi itu dilakukan guna menghadiri KTT BRICS.