REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta masyarakat dan wisatawan agar tidak panik dengan informasi potensi megathrust di sisi selatan DIY yang diperkirakan mampu memicu gempa berkekuatan hingga magnitudo 8,7.
"Masyarakat tidak perlu takut, tidak perlu panik, dan para wisatawan tidak perlu mengurungkan niat datang ke Yogyakarta," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad dalam keterangan resmi Pemda DIY di Yogyakarta, Jumat (18/8/2023).
Dia mengatakan informasi BMKG yang menyatakan sisi selatan DIY berpotensi terjadi megathrust hingga magnitudo 8,7 dan bisa menimbulkan tsunami setinggi lebih dari tiga meter, hanyalah potensi.
Menurut dia, bencana alam seperti gempa tetaplah menjadi bencana yang tidak bisa dipastikan kapan terjadinya.
"Sekali lagi ini potensi, bukan prediksi. Soal kewaspadaan tentu semua harus waspada, bahkan setiap saat, karena yang punya potensi megathrust tidak hanya selatan Jawa, tetapi juga barat Sumatera dan selatan Papua," kata dia.
Noviar mengatakan, selama ini DIY juga sering mengalami gempa-gempa kecil sehingga membuat lempengan tektonik dapat mengeluarkan energi sedikit demi sedikit yang membuat potensi gempa dengan kekuatan besar semakin berkurang.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata DIY Kurniawan memastikan sampai saat ini kondisi berbagai destinasi wisata di sisi selatan DIY masih dalam kondisi aman.
"Berwisata di DIY, termasuk di sisi selatan masih tergolong aman. Namun, kami tentu mengimbau masyarakat yang tinggal atau kesehariannya beraktivitas dekat dengan pantai selatan harus selalu waspada, begitu juga dengan wisatawan yang datang," ujar dia.
Staf Data Informasi BMKG DIY Ayu K Ekarsti menjelaskan megathrust merupakan patahan dalam laut yang bergerak naik (thrust) dan dikatakan mega karena besar dan membentuk segmen-segmen.
"Ada dua segmen yang berada di area DIY. Berdasarkan pemodelan PusGen 2017 dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia menyebutkan jika terjadi gempa pada dua segmen ini, bisa mengakibatkan gempa berkekuatan 8,7 dan memicu terjadinya tsunami. Hasil pemodelan ini juga telah disampaikan pada saat FGD pembangunan YIA ," kata dia.
Ayu menjelaskan gempa pada bentangan sesar ini mampu memicu tsunami dikarenakan pergerakan patahan lempeng yang bergerak ke atas.
Hasil pemodelan BMKG Yogyakarta, tsunami yang ditimbulkan berdasarkan skenario terburuk M 8.8 bisa mencapai 18-22 meter, dengan waktu tiba sampai di pesisir selatan paling cepat 34 menit.
"Namun yang namanya gempa, meski memiliki periode berulang, lokasinya bisa berpindah-pindah, tergantung akumulasi energi yang ada. Dan kami menyampaikan potensi ini bukan untuk menakut-nakuti masyarakat. Justru kami ingin mengedukasi, memberikan mitigasi dan kesiapsiagaan," ujar dia.