Ahad 20 Aug 2023 22:33 WIB

Air Bersih Mulai Didistribusikan ke Wilayah Bandung Barat

Ratusan warga kesulitan air bersih dampak kekeringan di Bandung Barat.

Warga terdampak kekeringan di Bandung Barat, Jawa Barat, mulai mendapatkan bantuan air bersih.
Foto: Dok Desa Cintanagara.
Warga terdampak kekeringan di Bandung Barat, Jawa Barat, mulai mendapatkan bantuan air bersih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan warga di dua desa wilayah Kecamatan Ngamprah dan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menerima bantuan air belasan tangki dan ratusan ribu liter air bersih ke dua kabupaten/kota terdampak kekeringan imbas fenomena El Nino. Bantuan 120.000 liter air bersih disalurkan di beberapa titik sudah disalurkan ke lima desa yang berada di Bandung Barat dan Kabupaten Sukabumi oleh lembaga swadaya masyarakat Golden Future Indonesia.

“Dropping air bersih ini bertahap dan sisanya menyusul. Penyaluran air bersih bisa sedikit meringankan beban masyarakat terdampak kekeringan," kata Kepala Divisi Program Rizkya Insan Kamil, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Ahad (20/8/2023).

Baca Juga

Para penerima bantuan merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan air bersih. Setidaknya dalam satu bulan ke depan mereka tidak akan kesulitan air bersih lagi. Khaeriyah, warga Desa Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung mengaku senang dan bersyukur mendapat bantuan air bersih dari Golden Future Indonesia.

"Alhamdulillah dengan bantuan tersebut kami terbantu,” katanya.

Bencana kekeringan di Indonesia 2023 melanda beberapa wilayah Tanah Air. Krisis air bersih terjadi karena mayoritas sumur warga yang menjadi sumber air bersih sudah mengering, hingga akhirnya harus membeli air untuk keperluan sehari-hari.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan kekeringan merupakan salah satu dampak dari fenomena El Nino yang terjadi di Indonesia hingga pertengahan bulan Juli 2023, tercatat 63 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau.

BMKG memprediksi musim hujan baru terjadi sekitar bulan November mendatang usai musim kemarau kering berkurang intensitasnya pada Oktober. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan puncak musim kemarau kering terjadi pada pertengahan Agustus hingga September dengan intensitas panas yang semakin meningkat.

Fenomena cuaca El Nino masih terjadi. Bahkan semakin memuncak pada Oktober-November. Di sisi lain, Indonesia diuntungkan dengan datangnya musim hujan mulai November.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement