REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seseorang yang akan menjalani operasi mata sangat mungkin mengalami stres atau ketakutan berlebih. Banyak kecemasan menghantui, seperti takut operasi akan gagal, takut kehilangan penglihatan, khawatir akan risiko komplikasi, atau bakal terjadi hal di luar dugaan di meja operasi.
Dokter mata Sophia Pujiastuti menyebut kondisi itu cukup wajar, tapi bisa jadi kendala. Pendiri SILC Lasik Center yang punya pengalaman belasan tahun dalam bidang operasi lasik itu mengatakan takut atau stres kerap membuat seseorang maju-mundur untuk menjalani operasi mata.
Karena itu, simak lima kiat dari Dokter Sophia untuk meminimalisasi stres tersebut, dikutip dari siaran pers yang diterima Republika.co.id, dikutip Senin (21/8/2023).
Gali informasi sedalam mungkin
Menyiapkan diri dengan mencari informasi sebanyak mungkin disebut Sophia merupakan kunci penting untuk meminimalisasi kecemasan. Selain bisa dilakukan lewat internet, pasien disarankan menanyakan informasi sejelas-jelasnya dari dokter tentang operasi mata yang akan dijalani.
Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal yang mengganggu pikiran, termasuk yang terkesan sangat sepele. Tanyakan tentang detail prosedur operasi mata, risiko komplikasi, durasi waktu pemulihan, apa saja yang akan dialami dan mungkin terjadi selama operasi, kemungkinan rasa sakit, termasuk apa saja yang harus dilakukan sebelum dan sesudah operasi.
"Namun, perlu diingat, tingkat keberhasilan operasi mata juga sangat tergantung pada tingkat kepatuhan pasien. Dokter akan memberi informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan sebelum operasi, di hari operasi, dan sesudah operasi. Jika dilanggar, bisa-bisa terjadi infeksi atau peradangan," kata Sophia.
Pilih klinik tepercaya
Saat ini, sudah tersedia begitu banyak klinik mata dan poli mata di rumah sakit yang menyediakan layanan operasi mata. Semua mengklaim sebagai yang terbaik. Lalu, bagaimana menemukan klinik mata yang tepat dan bisa dipercaya?
Sophia menjelaskan, klinik yang benar-benar berkualitas mempunyai standar prosedur operasi yang baik. Di samping itu, klinik atau poli mata menggunakan mesin berteknologi terkini dengan tingkat akurasi yang tinggi sehingga hasil operasi bisa maksimal.
"Satu hal lagi, cari tahu klinik mata yang menawarkan harga terjangkau. Karena, biaya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan. Klinik yang dilengkapi mesin berteknologi canggih tak harus menetapkan biaya sangat tinggi," ungkap Sophia.
Cari dokter yang tepat
Seiring waktu, teknologi mesin untuk operasi mata terus berkembang menjadi semakin canggih. Namun, meski mesinnya sudah begitu mutakhir, tingkat keahlian dokter yang menangani pasien tetaplah penting. Sebab, operasi mata dengan mesin yang bagus tetap memerlukan dokter mata yang mumpuni pula.
Sophia pun menjelaskan bahwa pasien tertentu juga mempertimbangkan aspek komunikasi saat memilih dokter. Pasien cenderung memilih dokter yang dia percaya dan dirasa memiliki kecocokan sehingga lebih nyaman berkonsultasi. Itu akan sangat membantu mengurangi rasa cemas.
Pelajari testimoni dan rekomendasi
Sebelum memilih klinik mata, ada baiknya mempelajari testimoni pasien lain yang sudah mendapat penanganan di tempat yang dituju. Atau, bisa juga dengan mempertimbangkan rekomendasi orang yang dipercaya mengenai suatu klinik atau fasilitas kesehatan.
Fokus pada tujuan
Jenis operasi mata tentu disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Jika mengalami gangguan miopia (rabun jauh), hiperopia (rabun dekat), dan astigmatisme (gangguan penglihatan akibat kelainan pada kelengkungan kornea atau lensa mata), artinya pasien membutuhkan operasi agar penglihatan kembali normal.
Misalnya, seorang pasien melakukan operasi laser dengan tujuan agar bisa lepas dari ketergantungan terhadap kacamata atau lensa kontak. Memusatkan perhatian pada tujuan operasi tersebut bisa membuat pasien menjalani operasi mata tanpa rasa takut dan khawatir.