Senin 21 Aug 2023 15:33 WIB

Ini Kronologi Pendaki Mahasiswa yang Meninggal di Gunung Arjuno

Yodeka sempat muntah darah sebelum akhirnya meninggal.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Teguh Firmansyah
Gunung Arjuno.
Foto: Dok BPBD
Gunung Arjuno.

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Seorang pendaki di Gunung Arjuno, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur (Jatim), ditemukan meninggal dunia pada Ahad (20/8/2023). Pendaki berjenis kelamin laki-laki tersebut tercatat memiliki nama Yodeka Kopada dan berusia 21 tahun.

Plt Humas Polres Batu, Ipda Trimo menyatakan, kejadian ini bermula ketika korban dan enam rekannya menaiki kendaraan pikap pada Jumat (18/8/2023) pukul 19.00 WIB. Saat itu, mereka berencana untuk menuju ke bibir hutan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo. Setengah jam kemudian, korban dan teman-temannya berjalan kaki sekitar 20 menit menuju ke Pos Hutan Tahura Raden Soerjo.

Baca Juga

Selanjutnya, ketujuh pendaki berjalan kembali sekitar 1,5 jam untuk sampai ke Pos 2 Gunung Arjuno. Berdasarkan keterangan yang diterima, korban saat itu mengeluh karena napasnya terengah-engah. "Dan minta tinggal di Pos 2 dan ditemani satu temannya," kata Trimo saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (21/8/2023).

Sementara itu, lima teman korban lainnya berjalan kembali ke arah puncak. Namun, di tengah perjalanan, salah satu teman korban yang berjenis kelamin perempuan tidak kuat secara fisik. Ia pun terpaksa turun kembali ke Pos 2 dan diantarkan oleh dua temannya.

Selanjutnya, korban ditemani temannya yang perempuan di Pos 2 sedangkan yang lainnya naik ke Puncak Gunung Arjuno. Selama 19 Agustus 2023, korban dilaporkan tidur seperti biasa dengan temannya yang sama-sama tidak fit.

Pada Sabtu (20/8/2023) pukul 23.00 WIB, teman-teman korban dari puncak tiba di Pos 2. Lalu dua jam berikutnya, teman perempuan yang menemani Yodeka mendapatkan informasi bahwa korban sempat mengalami muntah darah. Informasi ini diberitahukan langsung oleh Yodeka yang merupakan mahasiswa UB kepada temannya tersebut.

Sekitar pukul 08.00 WIB, teman perempuan korban bangun dan saat itu Yodeka sudah duduk tegak. Saat itu, kata Trimo, korban sudah dapat diajak ngobrol dengan lancar.  Namun, setengah jam kemudian, korban yang tengah memakai sepatu di luar tenda tiba-tiba muntah air berwarna kuning.

"Dan menunduk ke depan, lalu tiba tiba terlentang ke belakang. Selanjutnya, diberi pertolongan pertama tetapi denyut nadi tidak ada. Jenazah Yodeka dibawa ke RS Hasta Brata untuk visum," kata dia.

Sejauh ini, kata dia, keluarga korban menolak untuk melakukan visum. Sebab itu, jenazah pria yang berdomisili di Kota Agam, Sumatra Barat, tersebut langsung dibawa oleh keluarganya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement