Selasa 22 Aug 2023 16:37 WIB

Ikadi Jawa Barat Tolak Pembangunan Patung Soekarno di Kabupaten Bandung Barat

Pembangunan patung Soekarno di Kabupaten Bandung bukan suatu yang mendesak.  

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum PW Ikadi Jabar, KH Arif Ramdani.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PW Ikadi Jabar, KH Arif Ramdani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Wilayah Ikatan Da'i Indonesia (PW Ikadi) Jawa Barat menolak rencana pembangunan patung Soekarno di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Dalam pernyataan sikap yang dikeluarkan PW Ikadi Jabar yang diterima Republika.co.id pada Selasa (22/08/2023) PW Ikadi Jabar meminta agar rencana pembangunan patung Soekarno itu dibatalkan.

"Kami sangat keberatan dengan rencana pembangunan patung Ir. Soekarno tersebut dan kami meminta agar rencana tersebut dibatalkan demi kemaslahatan yang lebih besar," begitu dalam surat pernyataan PW Ikadi Jabar yang ditandatangani oleh Ketua Umum PW Ikadi Jabar, KH Arif Ramdani. 

 

photo
Desain patung mantan Presiden pertama Soekarno yang akan dibangun bersama kawasan wisata di kawasan Walini, Kabupaten Bandung Barat. Pembangunan akan dilakukan oleh konsorsium antara pengembang Ciputra, PTPN VIII dan seniman I Nyoman Nuarta. - (Dok Republika)

 

Ada sejumlah pertimbangan PW Ikadi Jabar sehingga menolak pembangunan patung Soekarno di Kabupaten Bandung. PW Ikadi Jabar berpendapat bahwa cara menghormati Soekarno sebagai pendiri bangsa tidak harus dengan membangun patung yang megah dengan biaya yang sangat mahal. Tetapi dengan cara meneruskan cita-cita mulianya dalam membangun bangsa dan negara menjadi bangsa yang maju, mandiri, bermartabat, serta menanamkan semangat perjuangan Soekarno khususnya pada generasi muda. 

Diketahui bahwa rencana pembangunan patung Soekarno itu diperkirakan menghabiskan anggaran hinga Rp 15 miliar. Bahkan dari kabar terbaru, pembangunan monumen ini dapat mencapai Rp 10 triliun hingga Rp 20 triliun.

Selain itu PW Ikadi Jabar berpendapat bahwa pembangunan patung Soekarno di Kabupaten Bandung bukan suatu yang mendesak. Bahkan dinilai akan menimbulkan kontradiktif dengan situasi dan kondisi Jawa Barat yang masih menghadapi berbagai persoalan dalam bidang ekonomi, kesehatan, pembangunan infrastruktur dan peningkatan SDM. 

PW Ikadi Jabar menilai, prioritas pembangunan di Jabar hendaknya fokus pada pengentasan kemiskinan, pemerataan pendidikan, pembenahan infrastruktur, pembukaan lapangan kerja, dan program lain yang realistis yang manfaatnya dirasakan langsung masyarakat Jabar. Selain itu dengan rencana biaya pembuatan patung yang besar dinilai akan melukai hati masyarakat. Kendati menggunakan dana pihak ketiga, namun menurut PW Ikadi Jabar akan lebih maslahat digunakan untuk membantu masyarakat yang tidak mampu.

"Kultur masyarakat Jabar yang religius dan mayoritas penduduknya beragama Islam, maka pembangunan patung akan menimbulkan kontroversi secara ideologi terutama di kalangan para ulama, karena dapat menimbulkan kultus individu dan berpotensi menjadi sumber penyimpangan akidah bagi kaum Muslim terutama kalangan masyarakat awam," pernyataan PW Ikadi Jabar.

Selain itu Ikadi Jabar berpendapat bahwa pembangunan patung mengganggu situasi masyarakat Jabar yang sudah kondusif, toleran, dan penuh persaudaraan. Karena itu PW Ikadi Jabar mendesak Pemprov Jabar dan pihak-pihak yang terlibat dalam rencana pembuatan patung Soekarno itu memperhatikan aspirasi para ulama, ormas Islam, dan tokoh masyarakat serta lembaga Islam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement