REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Budayawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Tulus Warsito, menyebut tidak ada masalah ataupun pelanggaran dalam pemasangan patung 'KAWS: Holiday' di Candi Prambanan. Hal ini disampaikan menyusul adanya protes yang muncul karena pemasangan patung raksasa tersebut berada di kawasan yang menjadi tempat ibadah umat Hindu.
Tulus menyebut, pameran patung raksasa karya Brian Donnelly alias KAWS tersebut dilakukan di beberapa negara, salah satunya Indonesia. Dipasang di Candi Prambanan, tentu sudah melalui perizinan sebelumnya.
"Ini dia awalnya muter dari Jepang, Hongkong, Korea, Australia, keliling. Dari segi seni rupa, Indonesia, yakni di Candi Prambanan dapat tempat memperoleh kesempatan, kita harus bergembira," kata Tulus kepada Republika, Rabu (23/8/2023).
Menurut dia, adanya patung tersebut justru sebagai pembanding kontras di Candi Prambanan. Pasalnya, Candi Prambanan yang dikenal sebagai tempat ibadah (religius), kuno dan sakral, justru memiliki daya tarik lain dengan dipasangnya patung KAWS.
"Kalau Prambanan itu dikenal religius, kuno, dan daerah sakral. Sementara (patung KAWS) ini adalah budaya populer dan kebetulan patung itu posturnya tidur, seakan dia malu-malu, melihat-lihat langit, sehingga tidak bisa kita katakan mengungguli Prambanan (melanggar), tidak bisa," ucapnya.
Bahkan, Tulus menyebut bahwa patung tersebut dipasang dengan postur yang terlentang. Apalagi, lokasinya juga jauh dari pusat ibadah umat Hindu yang ada di Candi Prambanan.
"Tempat menaruhnya itu jauh dari titik sakral Prambanan itu sebagai pusat ibadah umat Hindu. Dan sekali lagi, postur konstruksi patung itu kebetulan dia tidur, rebahan," ungkap Tulus.
Selain itu, Tulus juga menuturkan bahwa pameran patung KAWS di Candi Prambanan juga merupakan pameran temporer, artinya tidak berlangsung lama. Pameran patung ini hanya berlangsung selama 13 hari, yakni 19-31 Agustus 2023.
"Kalau (patung KAWS) ditaruh disitu (di Candi Prambanan) malah bagus, sehingga ada sesuatu yang baru. Itu juga sebagai pameran temporer, bukan pameran yang dilakukan terus-terusan," katanya.