Sabtu 26 Aug 2023 21:44 WIB

Relawan GEBRAKAN Deklarasi Gibran Rakabuming Raka Sebagai Capres 2024

Gibran juga merepresentasikan potensi pemuda Indonesia. 

Koordinator GEBRAKAN, Firosya Shalati menegaskan, kehadiran sosok Gibran dalam kancah politik nasional sangat penting.
Foto: dok.Republika
Koordinator GEBRAKAN, Firosya Shalati menegaskan, kehadiran sosok Gibran dalam kancah politik nasional sangat penting.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Relawan GEBRAKAN (GErakan giBRAn KemenangAN) mendeklarasikan Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Presiden (Capres) di Surabaya, Jawa Timur. Mereka menilai, putra sulung Presiden Jokowi itu sudah layak memegang tongkat estafet kepemimpinan melalui Pilpres 2024.

Koordinator GEBRAKAN, Firosya Shalati menegaskan, kehadiran sosok Gibran dalam kancah politik nasional sangat penting, mengingat jumlah pemilih potensial pemilu 2024 adalah pemuda dan kalangan milenial.

"Sehingga menjadi wajar kami berharap kalangan muda dan milenial memiliki wakil dalam Pilpres 2024," kata dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (26/8/2023).

Sosa, sapaan akrab Firosya Shalati menjelaskan, bahwa Gibran juga merepresentasikan potensi pemuda Indonesia. Gaya kepemimpinannya sudah dibuktikan selama menjabat sebagai Walikota Solo. 

Ia percaya, Gibran Rakabuming Raka mampu mewujudkan jalan menuju visi Indonesia, yakni Visi Indonesia Emas 2045. Indonesia akan mengalami usia emas pada tahun 2045. Pada saat itu, Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad.

"Kita mengetahui seperti yang disampaikan Bapak Presiden, bahwa kedepan adalah satu-satunya peluang emas Indonesia untuk menjadi negara maju. Dan untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan sosok yang berani, tegas dan memiliki stamina kecerdasan serta fisik yang mampu melakukan GEBRAKAN, serta kerja-kerja politik nasional, regional maupun internasional," tegasnya.

Terkait dengan siapa nantinya Gibran dipasangkan, menurut Sosa hal itu tidak menjadi persoalan. Bagi Relawan GEBRAKAN, calon presiden para pemilu 2024 nantinya haruslah pemuda dan itu adalah Gibran.

"Oleh karena peluang emas ini, kami merasa tertantang untuk membuktikan bahwa Indonesia mampu menjadi mercusuar dunia seperti yang diimpikan The Founding Father kita," tuturnya.

Di sisi lain, Sosa menyayangkan saat ini hak-hak berdemokrasi dan berpolitik masih dikebiri, yakni adanya aturan batas usia capres dan cawapres.

"Kami berharap negara memberi hak kepada pemuda untuk menjawab tantangan zaman, untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan nasional, dan untuk mendorong dan memberi kesempatan bagi pemuda-pemudi yang progresif revolusione yang mampu menggoncangkan dunia," tegas Sosa.

Sosa mengatakan, kontestasi politik bukan hanya mempengaruhi kebijakan selama 5 tahun ke depannya. Namun juga akan mempengaruhi generasi-generasi selanjutnya lewat produk-produk regulasi yang akan diterbitkan nantinya.

Namun saat ini, banyak politikus yang berkedok mendukung Gen Z maupun generasi Milenial, namun kerap hal tersebut hanya sebatas jargon belaka. Tapi, kadang justru tidak benar-benar memahami apa yang menjadi kebutuhan para generasi muda.

"Dari Bhumi Para Pahlawan ini kami lahir dan mendeklarasikan diri, Bangkit Bergerak Berjuang dengan melihat sosok Gibran sebagai seorang potensi pemuda yang paham akan tantangan zaman. Memiliki keberanian, memiliki GEBRAKAN, dan memiliki awareness terhadap dunia generasi milenial," tegasnya.

Perlu diketahui, GEBRAKAN merupakan wadah generasi milenial yang fokus memperjuangkan hak-hak pemuda maupun generasi milenial pada era revolusi industri 4.0. Mereka bertekad mengembangkan talenta kepemudaan dalam menghadapi tantangan zaman dimasa depan.

Sebagaimana diketahui, pemilih muda akan mendominasi pada kontestasi Pemilu 2024. Bahkan sekitar 60 persen pemilih pada tahun 2024 adalah Generasi Z dan Milenial. 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengunggah foto daftar pemilih sementara melalui akun resmi instagram @kpu_ri, terdapat 205 juta pemilih pada Pemilu 2024. Dari angka keseluruhan itu, Generasi milenial mendapat hak suara tertinggi sebanyak 69 juta pemilih. 

Dalam foto itu dijelaskan, kategori usia, pre-boomer (sebelum 1945), baby boomer (1946-1964), gen x (1965-1980), milenial (1981-1996), gen z (1997-2002). Gen x menduduki urutan kedua dengan jumlah pemilih sebanyak 57.748.353. 

"Daftar pemilih sementara 205.853.518. Milenial 69.061.943 pemilih, gen x 57.748.353," tulis keterangan foto @kpu_ri, seperti dikuti dari laman sindonews, Rabu (17/5/2023).

Sedangkan diposisi ketiga oleh gen z dengan pemilih 47.020.295, dan baby boomer 28.377.425 pemilih. Diposisi terkahir oleh pre-boomer hanya 3.645.502. 

"Pre-boomer 1.77 persen, baby boomer 13.79 persen, gen z 22.84 persen," sambungnya. 

Adapun jumlah 205 juta total pemilih itu terbagi dari laki-laki di dalam negeri dan luar negeri sebanyak 102.847.040 orang sedangkan perempuan di dalam negeri dan luar negeri sebanyak 103.006.478 pemilih. 

Sedangkan sebaran lokasi pemilihi diantaranya, dalam negeri 203.927.534, lokasi khusus 351.247, luar negeri 1.574.737. Keterangan foto itu juga menyebutkan total pemilih disabilitas. Di antarnya, intelektual 55.362 pemilih, mental 266.026 pemilih, sensorik 299.784 pemilih dan fisik 493.200 pemilih. "Total pemilih disabilitas 1.114.372," pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement