Selasa 29 Aug 2023 06:05 WIB

Tak Selalu Dianggap Buruk, Ini Bukti Para Karyawan Terbantu dengan Teknologi AI

Para pekerja percaya AI membantu meningkatkan dan memperluas komunikasi di kantor.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Sebagian besar karyawan tidak merasa bahwa AI generatif membahayakan pekerjaan mereka./ilustrasi
Foto: www.freepik.com
Sebagian besar karyawan tidak merasa bahwa AI generatif membahayakan pekerjaan mereka./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banyak orang mungkin berasumsi bahwa para pekerja akan menentang penerapan kecerdasan buatan (AI) karena takut kehilangan pekerjaan. Namun, sebuah survey terbaru menunjukkan bahwa para pekerja ingin mengotomatisasi sebagian tugas mereka sehingga implementasi AI akan membantu.

Dilansir dari Zdnet, Selasa (29/8/2023), Workhuman's Human Workplace Index mensurvei 1.000 pekerja penuh waktu di Amerika Serikat mengenai pendapat mereka tentang AI generatif di tempat kerja. Lebih dari separuh responden (58,4 persen) tidak merasa bahwa AI generatif membahayakan pekerjaan mereka.

Baca Juga

Selain itu, survei ini juga menemukan bahwa para pekerja percaya AI akan membantu meningkatkan dan memperluas komunikasi manusia di tempat kerja. Setidaknya 38,5 persen pekerja merasa yakin bahwa AI akan membuat komunikasi digital menjadi lebih mudah.

Contoh komunikasi digital di tempat kerja termasuk pesan Slack, email, metode komunikasi tim sehari-hari lainnya, dan bahkan tinjauan kinerja atau penyampaian respons balik yang dapat dengan mudah digantikan oleh teks yang dihasilkan oleh AI.

Dalam survei tersebut, hanya setengah dari pekerja yang dapat membedakan antara pesan yang dibuat oleh AI dan pesan yang dibuat oleh manusia, menunjukkan potensi pesan otomatis AI di tempat kerja. Selain itu, dari 432 manajer yang disurvei, 40 persen melaporkan bahwa mereka akan menggunakan AI generatif dalam tinjauan kinerja mereka.

Sebanyak 19 persen pekerja juga yakin bahwa implementasi AI akan membuat mereka lebih mungkin untuk bertahan di tempat kerja. Lalu 32,2 persen merasa AI akan membuat pekerjaan mereka lebih mudah, bukan menggantikannya.

Secara khusus, beberapa tugas yang ingin diotomatisasi oleh para pekerja meliputi manajemen waktu dan penjadwalan (36,4 persen), penyusunan/pengiriman email (33,5 persen), komunikasi cepat (29,7 persen), akuntansi (22,7 persen), pengiriman/logistik (22,3 persen), pekerjaan administratif (21,1 persen), feedback dan tinjauan kinerja (19,2 persen), pekerjaan kreatif (19 persen), perekrutan pekerja baru (17,6 persen), serta pekerjaan manual (14,4 persen).

Tugas-tugas yang berada di urutan teratas dalam daftar ini adalah tugas-tugas yang memakan banyak waktu, dapat diotomatisasi dengan mudah, serta melibatkan komunikasi dan kolaborasi tim antarpribadi. Tempat kerja yang mengotomatiskan tugas-tugas ini sudah lebih dekat dari yang Anda bayangkan.

Sudah banyak platform produktivitas seperti Slack, Otter.AI, Gmail, dan Grammarly yang menggabungkan AI ke dalam platform mereka. Dengan memanfaatkan platform tersebut, pekerja dapat membuat email, menjadwalkan dan meringkas rapat, dengan lebih cepat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement