REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah mencetak sejarah menjadi negara pertama yang mencapai kutub selatan bulan, India kini telah mengincar matahari. Pada tanggal 2 September 2023, India akan meluncurkan wahana Aditya-L1 untuk mempelajari angin matahari.
Angin surya atau solar winds dapat menyebabkan badai matahari yang berpotensi mengganggu jaringan listrik dan mengacaukan sinyal GPS di bumi. Angin surya juga sering terlihat sebagai aurora bagi mata manusia.
Wahana Aditya-L1, yang dinamai sesuai dengan nama matahari dalam bahasa Hindi, akan diluncurkan dari bandar antariksa India di Sriharikota. Wahana ini akan menggunakan kendaraan peluncur PSLV yang mampu menempuh jarak hingga 1,5 juta kilometer.
Secara keseluruhan, wahana Aditya-L1 membutuhkan waktu sekitar empat bulan untuk melakukan perjalanan ke titik pengamatannya sebelum memulai misinya untuk mempelajari matahari.
“Wahana ini akan membawa tujuh muatan untuk mempelajari lapisan terluar matahari. Lapisan ini sering disebut sebagai fotosfer dan kromosfer,” demikian pernyataan dari Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO) seperti dilansir Sea Mashable, Rabu (30/8/2023).
Jika misi pada 2 September berhasil, ISRO akan bergabung dengan NASA dan Badan Antariksa Eropa yang telah menempatkan wahana ke orbit untuk mempelajari matahari.
Diketahui, pesawat ruang angkasa India, Chandrayaan 3, berhasil mendarat di kutub Selatan bulan pada 23 Agustus 2023. India telah mencetak sejarah baru setelah menjadi negara pertama yang mendarat di sisi bulan yang belum dijelajahi manusia tersebut.
Chandrayaan-3 milik India melakukan pendaratan lunak pada pukul 8:34 pagi waktu setempat, yang memicu sorak-sorai dan tepuk tangan dari para ilmuwan antariksa yang menyaksikannya di kota Bengaluru, India bagian selatan. Pendaratan di kutub selatan bulan ini mengalahkan Amerika Serikat, Cina, dan Rusia.