Senin 28 Aug 2023 13:19 WIB

Gara-gara Perintahkan Tampar Siswa Muslim, Guru di India Akhirnya Berurusan dengan Hukum

Kasus penamparan Siswa Muslim di India bentuk diskriminasi

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Bendera India (Ilustrasi). Kasus penamparan Siswa Muslim di India bentuk diskriminasi
Foto: IST
Bendera India (Ilustrasi). Kasus penamparan Siswa Muslim di India bentuk diskriminasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Seorang guru sekolah swasta di India utara menghadapi dakwaan karena mendorong siswa lainnya untuk melakukan perilaku kasar dengan menampar seorang murid Muslim. Atas perbuatannya itu, guru tersebut kini menghadapi dakwaan di pengadilan. 

Dilansir dari Daily Sabah, Senin (28/8/2023), Seorang pejabat polisi di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India, mengkonfirmasi bahwa guru tersebut telah didakwa karena sengaja menyebabkan luka serta penghinaan dan provokasi. 

Baca Juga

Perbuatannya itu ternyata direkam dan videonya mendadak viral pada Jumat lalu di desa Khubbapur di Muzaffarnagar. Dalam Video tersebut menunjukkan siswa Muslim itu berdiri di depan kelas saat sejumlah teman sekelasnya datang untuk menamparnya, membuatnya menangis. 

Guru, yang beragama Hindu, terdengar berkata: "Apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu tidak memukulinya lebih keras?"

"Saya telah menyatakan bahwa semua anak Muslim harus pergi," kata guru di Sekolah Umum Neha. 

Sebelum dakwaan diajukan, ayah anak laki-laki itu Irshad Ahmed mengatakan dia tidak mengajukan keluhan apa pun tetapi segera menarik anaknya dari sekolah. Namun insiden itu menyebabkan kemarahan publik yang besar. 

Baca juga: Cerita Mantan Menkes Lolos dari Maut, Kamar yang Disiapkan untuknya Ditembaki Israel

"Menabur racun diskriminasi di benak anak-anak yang tidak bersalah, mengubah tempat suci seperti sekolah menjadi pasar kebencian, tidak ada yang lebih buruk yang bisa dilakukan seorang guru untuk negara," kata pemimpin oposisi utama Rahul Gandhi di X. 

"Ini adalah minyak tanah yang sama yang disebarkan BJP yang telah membakar setiap sudut India," katanya, mengacu pada Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa. 

Pemimpin All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen, Asaduddin Owaisi, mengatakan sikap ayah dari anak laki-laki Muslim itu menarik putranya dari sekolah alih-alih mengajukan pengaduan karena dia tahu dia tidak akan mendapatkan keadilan. 

Sejak BJP berkuasa di India pada 2014, telah terjafi peningkatan kejahatan kebencian terhadap Muslim di India.  

 

Sumber: dailysabah  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement