Ahad 03 Sep 2023 09:40 WIB

Pengamat Sebut Koalisi Perubahan Lebih Kuat Bersama PKB Dibanding Demokrat

Cak Imin dinilai punya basis massa kuat di Jawa Timur.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus raharjo
Momentum deklarasi pasangan Anies Baswedan-Cak Imin sebagai capres dan cawapres, Sabtu (2/9/2023).
Foto: Republika/Alfian Choir Republika
Momentum deklarasi pasangan Anies Baswedan-Cak Imin sebagai capres dan cawapres, Sabtu (2/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, menilai kepastian Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan pendukung Anies Baswedan tidak akan terlalu berpengaruh. Terlebih, Koalisi Perubahan mendapat amunisi baru dengan masuknya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Najmuddin menghitung ketika Koalisi Perubahan terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), koalisi ini mengantongi 163 kursi atau 25,03 persen. Namun, dengan keluarnya Demokrat dan PKB masuk, total kursi Koalisi Perubahan di DPR berjumlah 167 persen atau 29,05 persen.

Baca Juga

"Masuknya PKB secara matematis kekuatan Koalisi Perubahan bertambah," kata Najmuddin, Sabtu (2/9/2023).

Najmuddin melihat Surya Paloh menjadikan Ketum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar, sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan sangat berani dan penuh perhitungan. Tujuan Bos Media Group itu kata dia tak lain untuk memaksimalkan perolehan suara Anies di Jawa Timur.

Muhaimin atau Cak Imin dinilai punya basis massa yang kuat dari kaum nahdliyin. Sedangkan sebelumnya Anies sudah dianggap cukup kuat untuk merebut suara di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Sehingga kini dapat fokus memikirkan merebut sebagian suara dari Jawa Tengah yang selama ini dikenal sebagai kantong suara PDIP yang kali ini mencapreskan Ganjar Pranowo. Najmuddin menambahkan sudah empat edisi pemilu dengan skema pemilihan langsung, penentuan pemenang Pilpres berada di Pulau Jawa.

Khususnya di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sehingga Najmuddin tidak heran melihat para stakeholder partai sangat memerhitungkan perolehan suara di Pulau Jawa.

"Menurut saya juga yang harus dikejar adalah pemilih milenial. Ini memerlukan strategi yang matang dan harus didukung dengan team yang solid, militansi dan ikhlas," ujar Najmuddin.

Seperti diketahui, teka-teki sosok cawapres pendamping Anies sudah terjawab, akni Muhaimin Iskandar. Pasangan Anies-Muhaimin ini dideklarasikan di Hotel Majapahit, Kota Surabaya pada Sabtu (2/9/2023).

Kepastian menunjuk Cak Imin sebagai cawapres Anies mengubah peta kekuatan Koalisi Perubahan. Dimana Partai Demokrat yang sangat berharap ketum mereka Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres sempat meradang hingga mengumumkan keluar dari Koalisi Perubahan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement