Ahad 03 Sep 2023 17:32 WIB

Bio Farma-Takeda Teken Kerja Sama Vaksin DBD

Bio Farma akan mendorong jangkauan vaksin DBD kepada masyarakat dan perangkat negara.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Induk Holding BUMN Farmasi, Bio Farma, dan perusahaan farmasi terkemuka berbasis nilai dan rnd, Takeda menjalin kerja sama komersial terkait dengan pemasaran vaksin DBD. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Induk Holding BUMN Farmasi, Bio Farma, dan perusahaan farmasi terkemuka berbasis nilai dan rnd, Takeda menjalin kerja sama komersial terkait dengan pemasaran vaksin DBD. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Induk Holding BUMN Farmasi, Bio Farma, dan perusahaan farmasi terkemuka berbasis nilai dan research and development (rnd), Takeda menjalin kerja sama komersial terkait dengan pemasaran vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Melalui kerja sama tersebut, Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya mengatakan Bio Farma akan menjalankan komersialisasi dari vaksin DBD untuk BUMN, BUMN, TNI/Polri, ASN, dan pemerintah daerah (pemda). Sementara, Takeda akan terus menjalankan komersialisasi di segmen privat.

Baca Juga

"Melalui penandatangan kerja sama ini, Bio Farma berperan aktif dalam membantu mengatasi salah satu ancaman kesehatan utama di Indonesia," ujar Shadiq dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (3/9/2023).

Sebagai negara endemis, Shadiq menyampaikan upaya komprehensif melawan dengue sangat penting. Oleh karena itu, Bio Farma akan mendorong jangkauan vaksin DBD kepada masyarakat dan perangkat negara untuk menyukseskan target pemerintah nol kematian akibat dengue pada 2030.

General Manager Takeda Indonesia Andreas Gutknecht senang melihat permintaan yang tinggi untuk vaksin dengue di segmen privat sebagai salah satu pencegahan komprehensif terhadap dengue. Takeda bangga dapat bermitra dengan Bio Farma untuk melindungi lebih banyak masyarakat dari bahaya dengue.

"Kerja sama ini langkah konkret dalam melawan dengue di Indonesia. Takeda berkomitmen memerangi dengue dengan akses yang luas terhadap vaksin kami dan dengan mendukung kerja sama publik-privat yang komprehensif untuk mencapai tujuan Indonesia yaitu nol kematian akibat dengue pada 2030," ujar Andreas. 

Andreas menyampaikan dengue merupakan salah satu ancaman kesehatan masyarakat utama di dunia dan Indonesia adalah salah satu negara yang paling terdampak. Di Indonesia, setiap orang di Indonesia berisiko terkena dengue tanpa memandang di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup. 

Menurut data Kementerian Keseahatan pada 2022, terdapat 143.266 kasus DBD di Indonesia dengan 1.237 kematian. Hingga pekan ke-33 2023 kasus DBD telah mencapai 57.884 dengan 422 kematian.

Melalui strategi nasional, pemerintah mencanangkan target besar untuk mencapai nol kematian akibat dengue pada tahun 2030 dan menurunkan angka kasus dari 49 menjadi di bawah 10 per 100 ribu pada tahun 2030.

"Takeda memiliki harapan besar dengan kerja sama ini akses terhadap vaksinasi DBD dapat membantu keluarga Indonesia untuk mendapatkan perlindungan yang komprehensif sehingga kita bersama dapat mencapai tujuan Indonesia yaitu nol kematian akibat dengue pada 2030," kata Andreas. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement