REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika berharap adanya sentra atau pusat penjualan gabah hasil panen petani. Dengan begitu, diharapkan penjualan gabah ini dapat lebih menguntungkan petani di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
“Hal yang menjadi permasalahan di Purwakarta sekarang ini belum tersentralnya pusat penjualan gabah hasil panen. Jadi, tidak ada satu pun kecamatan di Purwakarta yang ditetapkan sebagai tempat penyimpanan atau gudang dan pengemasan beras,” kata Bupati.
Sementara itu, Bupati mengatakan, tengkulak menyebar di setiap desa untuk membeli secara langsung gabah hasil panen petani. Ia menyebut tengkulak ini biasanya sudah memiliki kerja sama dengan vendor di luar Purwakarta.
Menurut Bupati, kondisi tersebut menjadi persoalan karena harga penjualan gabah di lapangan menjadi tidak terkontrol. Jika ada pusat penjualan gabah hasil panen, kata dia, harga bisa terkontrol, sehingga diharapkan dapat lebih menguntungkan para petani.
Bupati berharap di Purwakarta nantinya ada pusat penjualan gabah hasil panen petani. “Pengembangan sektor pertanian itu harus berujung pada kesejahteraan petani,” kata Bupati.
Bupati juga berharap lahan pertanian produktif di Kabupaten Purwakarta dapat terus terjaga. Menurut dia, selama 20 tahun terakhir, ada saja lahan pertanian yang beralih fungsi.
Untuk menjaga lahan pertanian produktif beralih fungsi, kata dia, salah satu upayanya dengan regulasi peraturan daerah (perda) tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
“Perda itu hadir, di antaranya bertujuan untuk membatasi alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan atau industri, meskipun itu mengorbankan tawaran investasi ke Purwakarta,” kata Bupati.