Senin 04 Sep 2023 13:53 WIB

AHY Ajak Keluarga Besar Demokrat Buka Lembaran Baru

AHY mengucapkan selamat kepada Bapak Anies Baswedan dan Bapak Muhaimin Iskandar.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Foto: Prayogi/Republika
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat memastikan sudah tidak lagi menjadi bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dalam pengusungan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Amin). Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengakui, banyak kader partainya yang marah terhadap keputusan sepihak yang diambil oleh Partai Nasdem dan Anies dalam memilih Muhaimin. 

Meski begitu, ia meminta agar seluruh elemen partainya melupakan hal itu dan membuka lembaran baru. "Mari kita buka lembaran baru ke depan, kita harus segera move on. Hari ini kami keluarga Partai Demokrat dengan bebesar hati, dengan kerendahan hati menyatakan move on dan siap menyongsong peluang peluang baik di depan," ujar AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2023).

Baca Juga

Menurut dia, Partai Demokrat juga tak ingin terjebak dalam isu yang memecah belah masyarakat. Karena itu, AHY mengucapkan selamat atas deklarasi pasangan Anies-Muhaimin yang akan maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Saya mengucapkan selamat kepada Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Muhaimin Iskandar yang baru saja mendeklarasikan sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024 ke depan," ujar AHY.

Kini, Partai Demokrat siap membuka ruang komunikasi dengan koalisi capres yang sudah ada saat ini. Komunikasi tersebut terlebih dahulu akan dibawa ke Majelis Tinggi Partai Demokrat untuk diputuskan bersama sebelum menjadi keputusan resmi.

"Dalam upaya memperjuangkan perubahan dan perbaikan itu, Demokrat akan berikhtiar untuk bergabung dengan koalisi lain yang memiliki kesamaan cara pandang, visi kebangsaan, dan etika politik," ujar putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ اَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ ۗيَوْمَ يَأْتِيْ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا اِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ اٰمَنَتْ مِنْ قَبْلُ اَوْ كَسَبَتْ فِيْٓ اِيْمَانِهَا خَيْرًاۗ قُلِ انْتَظِرُوْٓا اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ
Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, atau kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Kami pun menunggu.”

(QS. Al-An'am ayat 158)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement