Senin 04 Sep 2023 17:16 WIB

Cara Abdullah bin Abbas Mencari Ilmu Hingga Dijuluki Samudra llmu

Abdullah bin Abbas terus mencari ilmu agama.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Makam Abdullah bin Abbas di Thaif.
Foto: Dok MCH
Makam Abdullah bin Abbas di Thaif.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sayyidina Abdullah bin Abbas Radhiyallahu anhuma bercerita, "Setelah wafatnya baginda Rasulullah SAW, aku berkata kepada seorang laki-laki Anshar bahwa baginda Nabi SAW telah meninggalkan kita, tetapi banyak sahabat yang masih ada di antara kita. Mari kita temui mereka untuk menanyakan masalah-masalah agama dan kita menghafalkannya."

Laki-laki Anshar tersebut berkata, "Apakah orang-orang akan datang kepadamu untuk menanyakan masalah agama, sedangkan sebagian besar sahabat masih hidup?" Singkatnya, laki-laki Anshar tersebut tidak bersedia.

Baca Juga

Abdullah bin Abbas melanjutkan ceritanya, "Aku pun terus mencari ilmu-ilmu agama. Jika aku mengetahui bahwa seseorang telah mendengar satu hadits dari baginda Rasulullah SAW, aku langsung mendatangi dan menanyakannya. Aku mendapatkan khazanah ilmu yang sangat banyak dari Kaum Anshar."

"Sebagian sahabat yang aku datangi, jika aku tahu dia sedang tidur, maka aku menghamparkan kain untuk duduk di samping pintu rumahnya, walaupun wajah dan tubuhku kotor oleh debu yang dihembuskan angin, aku tetap menunggu. Setelah ia bangun, aku menyampaikan apa yang hendak aku ketahui." 

Sahabat tadi berkata, "Kamu adalah sepupu baginda Rasulullah SAW mengapa kamu menyusahkan diri? Seharusnya kamu memanggilku saja." Abdullah bin Abbas menjawab, "Aku sedang menuntut ilmu, jadi akulah yang lebih berhak mendatangimu." 

Sebagian sahabat yang lain bertanya, "Sejak kapan kamu duduk dan menungguku?" Abdullah bin Abbas menjawab, "Cukup lama." Sahabat itu berkata, "Kamu telah berbuat sesuatu yang tidak layak, mengapa tidak memberitahu sebelumnya?" Abdullah bin Abbas menjawab, "Hatiku tidak ingin hajatmu tertunda karena kepentinganku."

Abdullah bin Abbas mengatakan, "Aku terus mempelajari ilmu darinya. Hingga suatu ketika banyak orang yang belajar ilmu dariku. Laki-laki Anshar yang pernah aku ajak mencari ilmu, baru menyadari dan menyesal seraya berkata bahwa anak ini (Abdullah bin Abbas) ternyata lebih cerdas daripada kita." (HR Darami)

Kitab Kisah-Kisah Sahabat yang ditulis Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi diterbitkan Pustaka Ramadhan menjelaskan, karena semangat Abdullah bin Abbas dalam mencari ilmu sejak kecil itulah, maka pada masanya Abdullah bin Abbas telah dijuluki Hibrul Ummah (Pakar Umat) dan Bahrul Ilmi (Samudra llmu). 

Abdullah bin Abbas wafat di Thaif, orang yang mengimami sholat jenazahnya adalah Syaikh Muhammad bin Ali bin Abu Thalib Rahmatullah 'alaih. 

Syaikh Muhammad Rahmatullah 'alaih berkata, "Pada hari ini, lmam Rabbani (Pendidik Besar) umat ini telah wafat." 

Sayyidina Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma berkata, "Orang yang paling mengetahui Asbabun Nuzul (sebab-sebab ayat Alquran diturunkan) adalah Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma." 

Sayyidina Umar Radhiyallahu 'anhu telah menempatkan Abdullah bin Abbas dijajaran para ulama terkemuka. Itulah hasil pengorbanan dan kesungguhan lbnu Abbas dalam mencari ilmu. Seandainya ia hanya mengandalkan hubungan kerabat dengan baginda Nabi Muhammad SAW, tentu ia tidak akan mencapai derajat seperti itu.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement