REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Seorang bayi berusia enam bulan harus dirawat di rumah sakit karena terkena Covid-19. Yang cukup mengejutkan, warna mata sang bayi sempat berubah menjadi biru setelah menerima terapi pengobatan untuk Covid-19.
Bayi asal Thailand tersebut mulanya mengalami gejala batuk dan demam. Setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit, bayi tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
Menurut laporan dalam jurnal Frontiers in Pediatrics, tim dokter memberikan dua obat untuk sang bayi. Kedua obat tersebut adalah obat antivirus Favipiravir dalam bentuk tablet dan juga obat sirup yang mengandung Favipiravir.
Hanya dalam waktu 18 jam setelah obat diberikan, sang ibu mulai menyadari ada perubahan yang signifikan pada mata bayinya. Bola mata sang bayi tampak berubah dari yang semula berwarna coklat, kini menjadi biru indigo.
Sang ibu lalu melaporkan perubahan tersebut kepada tim dokter. Tim dokter kemudian melakukan serangkaian pemeriksaan dan menemukan adanya penumpukan pigmen biru pada kornea di kedua mata bayi.
Meski gejala Covid-19 sang bayi tampak membaik, perubahan warna bola mata sang bayi membuat tim dokter memutuskan untuk menghentikan terapi Favipiravir. Lima hari setelah obat tersebut dihentikan, warna bola mata sang bayi kembali seperti semula.
Belum diketahui secara pasti hal yang menyebabkan warna bola mata sang bayi berubah menjadi biru setelah menerima terapi Favipiravir. Akan tetapi, tim dokter menilai perubahan warna ini bisa disebabkan oleh obat Favipiravir itu sendiri, metabolit obat tersebut, atau komponen tablet tambahan seperti titanium dioxide dan yellow ferric oxide.
Dalam uji laboratorium, tim dokter mengungkapkan bahwa tablet Favipiravir memiliki bersifat fluorescent atau berpendar di bawah sinar UV. Oleh karena itu, tim dokter menilai komponen fluorescent dari tablet Favipiravir inilah yang terakumulasi di kornea bayi dan menyebabkan bola mata bayi berubah menjadi biru.
Kasus ini ternyata bukan kasus perubahan warna bola mata pertama yang berkaitan dengan Favipiravir, seperti dilansir Times of India pada Rabu (6/9). Kasus serupa juga pernah ditemukan pada Desember 2021. Kala itu, warna bola mata seorang pria berusia 20 tahun berubah dari cokelat menjadi biru, satu hari setelah menggunakan Favipiravir.
Tim dokter lain juga pernah menemukan kasus yang serupa. Mereka mendapati bahwa bola mata pasien tampak memancarkan cahaya setelah mendapatkan terapi Favipiravir.
Di 2022, sebuah laporan juga mengungkapkan adanya pendaran cahaya pada beberapa pasien setelah mendapatkan Favipiravir. Menurut laporan tersebut, tim dokter menemukan adanya bintik pendaran cahaya di area putih mata, kuku, dan sebagian gigi pada tiga orang pasien.
Favipiravir merupakan jenis obat yang dapat membunuh beragam jenis virus dengan cara menyetop proses replikasi materi genetiknya. Obat ini telah mendapatkan izin penggunaan sebagai obat Covid-19 di Cina pada 2020. Sejak saat itu, beberapa negara lain seperti India, Jepang, serta Thailand juga melakukan hal yang sama. Di Thailand, Favipiravir juga menjadi obat antivirus utama untuk anak yang terkena Covid-19.