REPUBLIKA.CO.ID, SERUYAH -- Kehadiran Dai muda Dewan Dakwah, Ustaz Ramadan, yang bertugas di pedalaman Desa Palingkau, Kecamatan Danau Sembeluh, Kecamatan Seruyah, Kalimantan Tengah (Kalteng), begitu dinantikan oleh masyarakat. Minimnya keberadaan guru ngaji membuat syiar dakwah dan pembinaan umat masih belum maksimal.
“Di desa ini hanya terdapat satu orang pengajar ilmu agama. Itu pun ala kadarnya saja,” cerita Ustaz Ramadan, Kamis (7/9/2023).
Karena itulah, anak-anak sangat antusias dengan kedatangan Ustaz Ramadan. Bahkan, mereka sudah banyak berkumpul meski belum diberitahu jadwal mengajinya. “Semangat anak-anak langsung tumbuh. Sehari setelah saya tiba di desa mereka, anak-anak sudah mulai bertanya sambil malu-malu perihal kapan dimulai ngaji. Saat sholat Maghrib sudah berkumpul, padahal saya belum memberi informasi kapan akan dimulai ngajinya,” lanjut Ustaz Ramadan.
Karena sering ditanya, akhirnya Ustaz Ramadan pun langsung memulai mengajar ngaji pada keesokan harinya. Ia hidupkan waktu Ashar dan Maghrib mengaji bersama anak-anak di Masjid Al-Falah Desa Palingkau, dalam dua sesi, yakni bakda shalat Maghrib untuk iqra’ dan bakda Ashar untuk Alquran.
Selain sebagai guru ngaji, Ustaz Ramadan juga mendapat amanah untuk mengajar di Sekolah Dasar (SD) Palingkau. Walaupun kondisi fisik sekolah masih memprihatinkan, namun anak-anak tetap semangat dalam belajar dan Ustaz Ramadan terus berupaya untuk membimbing mereka agar menjadi generasi unggul di masa depan.
Selain Ustaz Ramadan, saat terdapat ratusan guru ngaji aktif yang kini tersebar di berbagai daerah pedalaman dan penjuru negeri, mulai dari Aceh hingga Papua. Mereka mengajar, membina, dan memberdayakan, dengan dakwah dan menebar nilai-nilai ajaran Islam untuk membangun umat dan bangsa ini agar terlahir generasi-generasi unggul berakhlak mulia di masa depan