REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Demensia merupakan sekumpulan penyakit atau gangguan pada otak yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengingat, berpikir, hingga melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, kemunculan gejala demensia bisa sangat beragam.
Beberapa gejala demensia yang cukup umum dikenali adalah pikun, sulit berkonsentrasi, hingga pelemahan fungsi otot. Namun, ada pula gejala-gejala demensia yang mungkin kurang begitu diketahui. Salah satu di antaranya adalah gangguan pendengaran ketika mendengarkan suara, termasuk musik.
Seperti diketahui, kasus demensia umumnya ditemukan pada kelompok lansia. Di kelompok ini, gangguan pendengaran sebenarnya merupakan masalah yang cukup umum terjadi.
Akan tetapi, gangguan pendengaran pada kasus demensia sedikit berbeda dengan gangguan pendengaran pada umumnya. Pada pasien demensia, gangguan yang terjadi bukan hanya sebatas pada kemampuan mendengar. Mereka juga akan mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan suara-suara yang terpisah, lantunan kata-kata atau lirik, atau kesulitan mengenali jenis suara tertentu.
Sebagai contoh, seorang pasien demensia sedang mendengarkan lagu favoritnya. Gejala demensia bisa membuat lagu tersebut tidak terdengar sama seperti sebelumnya. Pasien demensia tersebut juga mungkin tidak bisa mengenali instrumen yang dimainkan dalam lagu atau memahami lirik lagu.
Belum diketahui mengapa demensia bisa mempengaruhi pendengaran. Akan tetapi, Alzheimer UK menilai gangguan pendengaran pada kasus demensia mungkin dipengaruhi oleh masalah aliran darah.
Alzheimer UK mengungkapkan bahwa beberapa jenis demensia vaskular terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat. Aliran darah yang menurun di otak bisa memicu kerusakan pada sel-sel pendengaran yang bertugas mengolah suara di otak. Faktor lain yang mungkin memicu gangguan pendengaran pada kasus demensia adalah peradangan otak.
Beberapa studi berbeda mengindikasikan bahwa gangguan pendengaran pada demensia mungkin berkaitan dengan perasaan terisolasi. Menurut studi, rasa terisolasi atau menjauh dari kehidupan sosial bisa melemahkan "cadangan kognitif", yang mana salah satunya adalah pendengaran.
Menurut Dementia UK, setidaknya ada lima masalah pendengaran yang mungkin dirasakan oleh pasien demensia ketika mendengarkan lagu atau suara. berikut ini adalah kelima masalah tersebut, seperti dilansir Daily Record pada Kamis (7/9/2023):
1. Sulit untuk mengidentifikasi atau mengenali suara.
2. Sulit membedakan suara yang satu dengan suara lainnya.
3. Sulit untuk menginterpretasikan informasi yang didengar, sehingga tidak dapat memahami suatu percakapan atau membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami percakapan.
4. Sulit untuk membedakan beberapa bebunyian dengan percakapan.
5. Mudah kaget atau takut bila mendengar suara yang keras atau tiba-tiba.
Kesulitan-kesulitan ini tak hanya dapat mengganggu kemampuan pasien demensia untuk menikmati lagi. Beragam kesulitan ini juga bisa membuat pasien demensia kesulitan untuk mendengarkan percakapan atau berkomunikasi dengan orang lain.
Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi ini dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental pasien demensia. Mereka mungkin akan merasakan kecemasan, frustrasi, kebingungan, atau sedih. Lambat laun, kondisi ini bisa membuat pasien demensia menarik diri dari kehidupan sosial.
Hingga saat ini, belum ada obat atau terapi yang bisa menyembuhkan demensia. Meski begitu, diagnosis yang lebih cepat dapat memungkinkan pasien demensia mendapatkan terapi lebih awal. Dengan begitu, beragam gejala-gejala demensia yang dirasakan oleh pasien bisa lebih terkendali.
Di sisi lain, orang-orang di sekitar pasien demensia juga bisa melakukan beberapa hal untuk membantu pasien demensia yang mengalami gangguan pendengaran. Berikut ini adalah sebagian dari upaya tersebut:
1. Hindari tempat yang bising atau memiliki suara latar yang mengganggu, karena bisa membuat pasien demensia kewalahan atau kebingungan.
2. Matikan radio, televisi, atau musik ketika berbicara dengan pasien demensia.
3. Tatap wajah pasien demensia dan buat kontak mata ketika melakukan komunikasi dengan mereka.
4. Bicara secara perlahan dan jelas, gunakan kata yang sederhana, dan beri waktu pasien demensia untuk memproses informasi tersebut.
5. Gunakan gambar untuk mengilustrasikan sebuah informasi, misalnya gambar makanan atau minuman untuk dipilih oleh pasien demensia.
6. Bantu tenangkan pasien demensia ketika mereka merasa takut saat mendengar suatu suara.
7. Coba gunakan tulisan untuk membuat pasien demensia lebih mudah memahami informasi.