REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah melakukan evaluasi setelah menerima laporan empat gangguan utama Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek sejak dioperasikan pertama kali pada Senin (28/8/2023). Terkait dengan evaluasi tersebut, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menjelaskan bahwa saat ini proses tindak lanjut oleh para pemangku kepentingan terkait masih terus berlangsung di bawah pengawasan langsung dari Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).
"Ada empat gangguan utama yang telah kami terima laporannya, yaitu terkait pintu kereta, layar informasi penumpang, kelistrikan hingga sistem operasi yang tengah ditangani oleh INKA, Divisi LRT Jabodebek dari PT KAI serta stakeholder terkait, dan ditargetkan selesai awal September hingga akhir Oktober," ujar Adita melalui keterangannya, di Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Adita mengatakan, LRT Jabodebek terus ditingkatkan pelayanannya oleh Kemenhub beserta para pemangku kepentingan terkait guna menindaklanjuti evaluasi dan masukan dari masyarakat. Adita mencatat hingga Rabu (6/9/2023) sore, jumlah penumpang yang telah dilayani oleh LRT Jabodebek mencapai 331.947 orang. Hal ini, kata dia, menunjukkan animo yang sangat tinggi untuk mencoba LRT Jabodebek dan berharap kehadiran moda transportasi ini dinikmati oleh lebih banyak masyarakat.
"Alhamdulillah sejauh ini feedback yang kami terima relatif positif, meski ada beberapa catatan yang perlu kami evaluasi terkait operasional LRT Jabodebek," ujarnya pula.
Lebih lanjut, Adita menuturkan bahwa saat ini terdapat 12 rangkaian kereta (trainset) yang dioperasikan dan siap melayani penumpang. Jumlah rangkaian kereta itu secara bertahap akan ditambahkan hingga keseluruhan rangkaian kereta sebanyak 31 dioperasikan, dengan formasi 27 rangkaian dioperasikan untuk melayani penumpang, dua rangkaian dilakukan perawatan berat, dan dua rangkaian disiagakan sebagai cadangan.
"Dengan jumlah rangkaian tersebut, untuk saat ini LRT Jabodebek akan dioperasikan dari pukul 05.00 WIB hingga 18.58 WIB dengan headway 10-20 menit," kata Adita.
Ia optimistis ke depan LRT Jabodebek dapat dioperasikan sesuai dengan pola operasi ideal dengan jam operasi lebih lama. Dan headway hingga 4-8 menit ketika keseluruhan rangkaian kereta sudah dijalankan secara bertahap, sehingga masyarakat diharapkan dapat terus memantau jadwal LRT Jabodebek.
Adapun, terkait tarif promosi yang diberlakukan oleh Kemenhub, ia menjelaskan bahwa promo tersebut masih berlaku hingga 30 September 2023. Dengan adanya promo, masyarakat hanya akan dikenakan tarif dasar sebesar Rp5.000 untuk seluruh lintas pelayanan.
"Setelah September ini, kami akan berlakukan skema tarif maksimal Rp20.000 untuk seluruh lintas pelayanan, namun tetap kami buka opsi untuk pemberlakuan promo dengan skema lain jika ada masukan lebih lanjut," kata Adita.
Ia pun mengharapkan subsidi public service obligation (PSO) dan tarif promo yang diberikan oleh Kemenhub untuk tarif LRT Jabodebek dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
"Semoga kehadiran LRT Jabodebek dengan tarif yang sudah disubsidi ini dapat memberikan alternatif moda transportasi kepada masyarakat, sehingga tidak bergantung kepada kendaraan pribadi," ujarnya pula.
Wakil Menteri BUMN Rosan Perkasa Roeslani mengatakan pemerintah setiap hari secara rutin mengevaluasi performa moda transportasi LRT Jabodebek untuk mencegah terulangnya gangguan. Menurut dia, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (2/9/2023), gangguan yang terjadi sehari setelah resmi beroperasi, menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki dan menyempurnakan kinerja LRT Jabodebek.
"Kita terus lakukan evaluasi untuk penyempurnaan. Evaluasi dilakukan setiap hari. Kenyamanan dan keselamatan penumpang LRT diutamakan. Apalagi, ini baru pertama kali bagi Indonesia memiliki moda LRT," kata Rosan.
Menurut Rosan, Kementerian BUMN juga secara intensif berkomunikasi dengan jajaran pimpinan PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memastikan kenyamanan dan keamanan penumpang moda angkutan massal itu.
Ia mengatakan LRT Jabodebek berperan penting untuk mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di kawasan metropolitan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. "Itu tugas utama kami. Evaluasi LRT dilakukan terus-menerus," kata Rosan.