REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Polisi menyelidiki pemicu kebakaran lahan di kawasan Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang terjadi Kamis (7/9/2023). Berdasarkan hasil penyelidikan, kebakaran itu dilaporkan dipicu ulah sejumlah anak SMP.
“Sudah kita mintai keterangan,” kata Kepala Polsek (Kapolsek) Tarogong Kaler Iptu Sona Rahadian, Ahad (10/9/2023).
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, Kapolsek menjelaskan, sejumlah anak belasan tahun itu membolos sekolah pada Kamis (7/9/2023) pagi. Mereka kemudian pergi bermain ke kawasan kaki Gunung Guntur, wilayah Blok Legok Tegal Malaka.
Di sana, anak-anak SMP itu disebut membakar rumput karena cuaca dingin. “Dari situ penyebabnya,” kata Kapolsek.
Kapolsek mengatakan, polisi sudah mengedukasi anak-anak tersebut. Polisi juga disebut sudah memanggil sejumlah pihak, termasuk pihak sekolah, agar dapat memberikan pendampingan terhadap anak-anak itu.
“Jangan sampai kejadian serupa kembali terjadi. Jangan sampai akibat kelalaian ini menyebabkan kerugian lebih jauh lagi,” kata dia.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Kabupaten Garut Dodi Arisandi sebelumnya menjelaskan, kebakaran di kawasan Gunung Guntur dilaporkan terjadi pada Kamis (7/9/2023), sekitar pukul 10.00 WIB. Kebakaran melanda lahan di kawasan Blok Legok Tegal Malaka, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.
“Kami dibantu dengan MPA (Masyarakat Peduli Api) sudah berusaha maksimal untuk memadamkan api. Namun, kebakaran baru padam sekitar pukul 22.00 WIB,” kata Dodi, saat dikonfirmasi Republika, Jumat (8/9/2023).
Berdasarkan hasil penghitungan sementara, Dodi mengatakan, luas area yang terdampak kebakaran sekitar 59,24 hektare. Menurut dia, lahan yang terbakar bukan merupakan jalur pendakian, melainkan kawasan kaki Gunung Guntur yang berbatasan dengan lahan milik masyarakat.