Sabtu 16 Sep 2023 13:55 WIB

Sejak 2022, Kota Sukabumi tidak Ada Lagi Kawasan Kumuh 

Adanya keterlibatan warga, maka permasalahan yang ada bisa dengan cepat diatasi.

Red: Agus Yulianto
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi
Foto: Istimewa
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengklaim bahwa sejak 2022 di Kota Sukabumi, Jawa Barat tidak ada lagi permukiman kumuh. Hal ini berkat upaya bersama dengan merealisasikan program yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan warga.

"Sejak 2018 Pemkot Sukabumi fokus terhadap pengentasan kawasan kumuh melalui intervensi berbagai program dan ternyata upaya tersebut membuahkan hasil, sejak 2022 lalu tidak ada lagi kawasan kumuh di Kota Sukabumi," katanya di Sukabumi, Jumat (15/9/2023).

Menurut Fahmi, keberhasilan pengentasan kawasan kumuh ini tidak hanya hasil kinerja Pemkot Sukabumi beserta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait saja, tetapi juga berkat dukungan dan kerja sama masyarakat salah satunya Program Pemberdayaan Rukun Warga (P2RW).

Program ini merupakan salah satu andalan pihaknya dalam mengatasi permasalahan kawasan kumuh di mana masyarakat terlibat langsung dan memberikan masukan sesuai keinginan serta kebutuhan warga di tingkat RW.

Setelah dilakukan pembahasan bersama DPRD Kota Sukabumi, anggaran untuk program ini langsung diserahkan kepada masyarakat dan pengerjaan pembangunannya pun oleh warga.

Sehingga P2RW ini benar-benar mengena sesuai kebutuhan masyarakat dan hingga kini program pembangunan tersebut masih berlangsung, seperti pembuatan drainase, jalan dan lain sebagainya.

Berkaitan dengan itu, program lainnya untuk mempercepat pengentasan kawasan kumuh adalah renovasi rumah tidak layak huni (rutilahu) yang bantuannya tidak hanya dari Pemkot Sukabumi tetapi Pemprov Jabar hingga pemerintah pusat serta bantuan pihak ketiga seperti Baznas Kota Sukabumi dan badan usaha. 

"Dukungan masyarakat melalui P2RW sehingga dana stimulan yang kita berikan untuk pengentasan kawasan kumuh bisa maksimal, sehingga sekarang di Kota Sukabumi kawasan kumuh sudah hilang," tambahnya.

Di sisi lain, Fahmi mengatakan dukungan dari masyarakat sangat penting agar setiap program maupun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah bisa sesuai harapan. Pihaknya optimistis dengan adanya keterlibatan warga maka permasalahan yang ada di saat ini bisa dengan cepat terselesaikan seperti masalah kemiskinan dan lainnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ ࣖ
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

(QS. Al-Baqarah ayat 61)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement