Ahad 17 Sep 2023 11:03 WIB

Curiga Ada Kejahatan, Begini Cara Kepo Tetangga tanpa Bikin Risih

Bertegur sapa dapat menjadi cara lebih mengenal tetangga.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Bila curiga ada aktivitas kriminal di area sekitar rumah, ada beberapa langkah untuk mengetahui aktivitas tetangga (khususnya yang negatif) tanpa bikin risih. (ilustrasi).
Foto: Freepik
Bila curiga ada aktivitas kriminal di area sekitar rumah, ada beberapa langkah untuk mengetahui aktivitas tetangga (khususnya yang negatif) tanpa bikin risih. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebagian besar kasus kriminal terungkap karena kecurigaan tetangga. Warga yang anti-sosial biasanya juga sulit untuk dipantau gerak-geriknya, sehingga jika ada kasus seperti pesta seks, ini akan sulit terpantaunya.

Jika terlalu banyak tanya, dikhawatirkan tetangga akan merasa risih. Namun Psikolog Pulih at The Peak, Widaningrum, mengatakan beberapa langkah untuk kepoin aktivitas tetangga (khususnya yang negatif) tanpa bikin risih.

Baca Juga

Pertama, ada baiknya untuk mengetahui karakteristik atau kebiasaan-kebiasaan tetangga secara umum. “Misalnya dari aktivitas rutin yang terpantau oleh kita,” ujar Widaningrum saat dihubungi Republika, belum lama ini.

Ia mengatakan ada tetangga yang tertutup pasti jarang ikut kegiatan, atau yang sering terlihat ruting berolahraga dan sebagainya. Sehingga jika ada aktivitas yang tidak biasa dilakukan oleh mereka, setidaknya sebagai tetangga cukup peka untuk mengetahuinya.

Kedua, berkomunikasi atau bertegur sapa dapat menjadi cara lebih mengenal tetangga. Bahkan jika terjalin hubungan yang baik, bisa saling mengirimkan makanan atau menjenguk ketika tetangga sedang sakit atau tertimpa musibah.

Lalu bagaimana cara membangkitkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar? Kenali lingkungan sekitar tempat tinggal, belajar beradaptasi, jangan bersikap apatis dan tidak peduli, misalnya mengenal tokoh atau pengurus lingkungan tempat tinggal.

“Kemudian mengetahui nama penghuni rumah-rumah yang terdekat dengan rumah kita, atau minimal bertegur sapa jika berpapasan dengan tetangga,” papar Widaningrum.

Sesekali, perlu juga untuk hadir dalam kegiatan lingkungan seperti kegiatan keagamaan, undangan acara keluarga, dan sebagainya. Dan terakhir ikut membantu atau berkontribusi (materil atau non materil) jika ada kebutuhan di lingkungan sekitar.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement