Jumat 22 Sep 2023 09:43 WIB

Sumbu Filosofi Yogyakarta Jadi Warisan Dunia, PHRI DIY: Jangan Terlena

Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia akan berdampak pada sektor pariwisata.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Warga memutari bangunan Panggung Krapyak yang termasuk dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta di Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga memutari bangunan Panggung Krapyak yang termasuk dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta di Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Resto Indonesia (PHRI) DIY menyebut bahwa ditetapkannya Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO justru menjadi tantangan bagi DIY. Pasalnya, dengan penetapan ini justru mengharuskan DIY untuk bisa berbenah diri.

Ketua DPD PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, diakuinya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia akan berdampak pada sektor pariwisata yakni menguatkan branding DIY sebagai destinasi wisata oleh dunia internasional. Sedangkan, masih banyak hal yang harus dibenahi oleh DIY untuk mempertahankan status tersebut.

Baca Juga

"Ini tantangan untuk kita introspeksi diri, kita harus berbenah. Jangan sampai terlena (hanya karena status warisan budaya dunia UNESCO)," kata Deddy kepada Republika, Kamis (22/9/2023).

Deddy menegaskan, berdampaknya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia terhadap peningkatan di sektor pariwisata, utamanya pada kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY tergantung pada dua faktor.

Pertama yakni tergantung pada penerbangan langsung internasional dari dan ke DIY. Saat ini, penerbangan langsung internasional dari dan ke DIY masih terbatas, meski DIY sudah memiliki Yogyakarta International Airport (YIA).

"Direct flight langsung dari luar negeri sementara ini baru ada Malaysia, Singapura, belum ada dari Eropa, Australia. Padahal bandara kita sudah memenuhi syarat untuk (menambah penerbangan langsung internasional) itu, tinggal kita berupaya ke pemerintah pusat. Ini yang harus dibenahi," ungkap Deddy.

Kedua, kata Deddy yakni terkait persoalan sampah yang juga harus dibenahi oleh DIY. Persoalan sampah masih menjadi pekerjaan besar DIY saat ini.

Deddy menuturkan, jika persoalan ini tidak dibenahi, maka belum tentu status Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia akan berdampak kepada sektor pariwisata. Sedangkan, sektor pariwisata sendiri menyumbang sebagian besar perekonomian di DIY.

"Ini tidak hanya pemerintah saja, tapi juga masyarakat itu harus berbenah (soal masalah sampah)," jelasnya.

Seperti diketahui, Sumbu Filosofi Yogyakarta ditetapkan sebagai warisan budaya dunia dalam Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committee (WHC) di Riyadh, Arab Saudi, Senin (18/9/2023). Dalam daftar Warisan Dunia UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta bertajuk lengkap The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement