Kamis 21 Sep 2023 19:40 WIB

Sultan HB X: Pengelolaan Sumbu Filosofi Bakal Libatkan Banyak Pihak

Unsur dari masyarakat juga turut dilibatkan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta.
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pengelolaan Sumbu Filosofi Yogyakarta akan melibatkan banyak pihak. Hal ini disampaikan menyusul ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO dalam Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committee (WHC) di Riyadh, Arab Saudi, Senin (18/9/2023) lalu.  

Sultan menuturkan untuk pengelolaan Sumbu Filosofi Yogyakarta ini tidak hanya melibatkan unsur dari pemerintah. Namun, unsur dari masyarakat juga turut dilibatkan.

"Bagi saya yang penting untuk (unsur) masyarakatnya harus ada. Aspirasi dari mereka itu juga perlu didengar (dalam pengelolaan Sumbu Filosofi Yogyakarta)," kata Sultan.

Pengelolaan ini juga penting sebagai tindak lanjut dari catatan rekomendasi yang disampaikan tim penilai ICOMOS ketika Sumbu Filosofi Yogyakarta ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Setidaknya, ada tujuh catatan rekomendasi yang harus diperhatikan DIY.

"Dari bangunan-bangunan yang selama ini yang pernah saya lihat (sudah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO) baik di Eropa maupun di Rusia, di Asia, di Jepang, mesti (pengelolaannya) ada organisasi antara pemerintah dan para cerdik pandai, dan juga ada bagian yang dipilih oleh masyarakat yang mewakili," katanya.

Sultan menuturkan masih menunggu laporan dari tim delegasi Indonesia terkait catatan rekomendasi yang diberikan ICOMOS. Meski begitu, ada satu rekomendasi yang pasti sudah disampaikan yakni mengembalikan fasad Beteng Keraton ke bentuk aslinya.

Rekomendasi tersebut sudah disampaikan ketika tim penilai datang ke DIY beberapa waktu lalu dalam rangka mengunjungi Sumbu Filosofi Yogyakarta. "Kami akan melaksanakan rekomendasi yang ada sebagai salah satu konsekuensi (ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai salah satu warisan budaya dunia)," ungkapnya.  

Dengan begitu, revitalisasi Beteng Keraton pun harus dilakukan untuk mengembalikan bentuk asli Beteng Keraton sebagai bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta. Meski, revitalisasi tersebut sudah berjalan, dan saat ini terus berjalan.

"Catatan (rekomendasi) yang sudah pasti disampaikan kepada kami, Beteng (keraton) harus kembali," ungkap Sultan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement