Sabtu 23 Sep 2023 16:11 WIB

Tahun Ini, Unpas akan Tambah 7 Guru Besar

SDM perguruan tinggi itu harus kuat karena guru besar adalah puncak karier dosen.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Rektor Unpas, Prof Dr Ir H Eddy Jusuf Sp, MSi MKom IPU mengatakan, saat ini Unpas telah memiliki 34 guru besar dan akan bertambah lagi 7 untuk tahun ini.
Foto: dok. Republika
Rektor Unpas, Prof Dr Ir H Eddy Jusuf Sp, MSi MKom IPU mengatakan, saat ini Unpas telah memiliki 34 guru besar dan akan bertambah lagi 7 untuk tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Pasundan (Unpas) menggelar Sidang Terbuka Senat  dalam rangka orasi ilmiah dan pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sistem Politik Internasional Prof Dr M Budiana, SIP MSi dan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Administrasi Publik Prof Dr H Thomas Bustomi MSi di Aula Mandala Saba Ir H Djuanda, Gedung Rektorat, Kampus II Unpas, Jl Tamansari, Sabtu (23/9/2023).

Pengukuhan guru besar ini dihadiri oleh Dansesko TNI Marsekal Madya (Marsdya) Samsul Rizal, Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono, Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan Mayjen TNI (p) TB Hasanuddin, Ketua Komisi I DPRD Jabar Bedi Budiman, Ketua KPID Jabar Adiyana Slamet.

Menurut Rektor Unpas, Prof Dr Ir H Eddy Jusuf Sp, MSi MKom IPU saat ini Unpas telah memiliki 34 guru besar dan akan bertambah lagi 7 untuk tahun ini. Sehingga tahun ini Unpas akan memiliki 41 guru besar.

“Bagi lembaga kelahiran guru besar ini akan menjadi sebuah kekuatan. SDM di perguruan tinggi itu harus kuat karena guru besar adalah puncak karier seorang dosen,” ujar Prof Eddy.

Prof Eddy mengatakan, jadi seorang dosen tujuannya jangan menjadi struktural, tetapi tujuan seorang dosen itu harus menjadi guru besar.

Menurut Ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Prof Dr HML Didi Turmudzi, MSi sistem pendidikan tidak berdiri sendiri. Proses dan kinerja sistem pendidikan, termasuk proses dan kinerja perguruan tinggi dikonstruksi secara sosial.

“Ia tunduk pada politik pendidikan yang berlaku di negeri ini, rentan terhadap kepentingan dan pengaruh kapitalisasi yang sangat perkasa, juga sering tidak berdaya mengkritisi budaya masyarakat karena merupakan bagian integral dari padanya,” katanya.

Prof Didi mengatakan, hal itu merupakan pekerjaan rumah para dosen dan para guru besar untuk memberi solusi dan kontribusinya bagi kelangsungan hidup negara dan bangsa sesuai dengan amanat kemerdekaan.

Sedangkan Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jabar-Banten, Dr M Samsuri SPd MT berharap, kepada dua guru besar yang baru ini harus produktif.  “Saya sangat berharap kepada para guru besar ini bisa menjadi katalisator dosen-dosen yang lain, baik di Unpas maupun di perguruan tinggi yang lain untuk meningkatkan karir akademik,” katanya.

Menurutnya, mutu dan kualitas perguruan tinggi adalah kualitas lulusan dan dosen. Semakin banyak guru besar dan dosen yang ada, perguruan tinggi harus produktif, baik dari hal penelitian, inovasi dan pengabdian kepada masyarakat.

Orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Budiana berjudul “Strategi Pemerintah Joko Widodo dalam Menghadapi Dinamika Politik Internasional pada Saat Presidensi G-20 tahun 2022 dan KTT ASEAN tahun 2023”. 

Sedangkan Prof Thomas menyampaikan, orasi ilmiah yang berjudul “Administrasi Publik Baru: Dinamika Manajemen Publik Seiring Pergeseran ‘Citizen to Netizen’.

Setelah orasi ilmiah, Prof. Budiana mengatakan suatu capaian yang luar biasa bagi seorang dosen bisa menjadi guru besar. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement