Selasa 26 Sep 2023 09:57 WIB

IHSG Menguat Seiring Peluncuran Bursa Karbon Indonesia

Peluang koreksi wajar dapat dimanfaatkan investor membeli saham berfundamental kuat.

Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa menguat seiring dengan peluncuran Bursa Karbon Republik Indonesia pada hari ini (26/9/2023).

IHSG dibuka menguat 16,53 poin atau 0,24 persen ke posisi 7.014,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,86 poin atau 0,30 persen ke posisi 965,47.

Baca Juga

"Peluang koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian terutama untuk saham-saham berfundamental kuat," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Pada hari ini akan menjadi momen sejarah dalam penanganan perubahan iklim serta pasar keuangan Indonesia, Bursa Karbon Indonesia akan resmi beroperasi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa pejabat negara rencananya akan resmi membuka perdagangan hari pertama bursa karbon Indonesia pada pukul 09.00 WIB. Jam perdagangan akan berlangsung dari 09.00 sampai 15.00 WIB tanpa jeda istirahat. Biaya pendaftaran unit karbon ditetapkan sebesar Rp 0,00 per ton unit karbon.

Perusahaan yang menjual kredit karbon, memiliki segmen usaha Energi Baru Terbarukan (EBT), dan berkontribusi terhadap penyerapan emisi karbon. Beberapa emiten, di antaranya PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

Tiga indeks utama Amerika Serikat (AS) kompak berakhir di zona hijau pada perdagangan awal pekan, Senin (25/9/2023) waktu AS, yang didukung oleh beberapa faktor. Investor masih mengantisipasi, memasang mode wait and see terkait sinyal suku bunga ke depan dari pidato pejabat The Fed dan rilis data ekonomi penting yang menggambarkan kondisi ekonomi AS.

Dari Eropa, akan ada pidato dari pejabat ECB, yang mana konsensus memperkirakan untuk periode September 2023, rata-rata inflasi kawasan Euro diperkirakan sebesar 5,6 persen persen pada 2023 dan 3,2 persen pada 2024, atau keduanya lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, terutama karena kenaikan harga energi. Sebaliknya, proyeksi tingkat suku bunga pada 2025 telah dipangkas menjadi 2,1 persen.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 264,79 poin atau 0,81 persen ke 32.413,80, Indeks Hang Seng melemah 126,438 poin atau 0,71 persen ke 17.602,90, Indeks Shanghai melemah 4,08 poin atau 0,13 persen ke 3.111,53, dan indeks Straits Times melemah 5,72 poin atau 0,18 persen ke posisi 3.209,68.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement