REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen pada Selasa (26/9/2023) meminta Australia untuk mendukung upayanya bergabung dengan pakta perdagangan bebas pan-Pasifik. Hal ini diungkapkan Tsai dalam pertemuan dengan sekelompok anggota parlemen Australia yang sedang berkunjung ke Taipei.
Pada 2021 Taiwan dan Cina sama-sama mengajukan permohonan pada untuk bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP). Namun Cina mengatakan menentang pengajuan Taiwan, yang diklaim sebagai wilayah kedaulatannya.
CPTPP adalah pakta perdagangan penting yang disepakati pada 2018 oleh 11 negara termasuk Australia, Brunei, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam. Sementara Inggris diterima sebagai anggota tahun ini. Saat bertemu dengan delegasi lintas partai di kantor kepresidenan di Taipei, Tsai mencatat bahwa Australia adalah pemasok energi terbesar Taiwan dan sumber utama barang-barang pertanian.
“Kami menantikan kelanjutan penguatan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Taiwan dan Australia. Kami juga berharap pemerintah dan parlemen Australia akan mendukung aksesi Taiwan ke CPTPP untuk bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik," ujar Tsai.
Menteri Perdagangan Australia, Don Farrell mengatakan setiap negara anggota harus menyetujui aksesi negara baru. Para anggota CPTPP sedang mendiskusikan bagaimana mempertimbangkan permohonan baru.
Australia tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan. Namun Tsai mengatakan, Australia memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Tsai menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
“Dalam hal ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus. Melindungi kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka adalah tujuan bersama Taiwan dan Australia," ujar Tsai.