REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengajak lebih banyak pengusaha China untuk terlibat dalam local currency settlement (LCS) atau kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal.
"Kami juga sedang membangun Local Currency Settlement yaitu agar pelaku bisnis dapat melakukan pertukaran langsung antara mata uang yuan China dan rupiah Indonesia tanpa harus ditukarkan ke dolar AS lebih dahulu. Ini membuat biaya usaha dapat lebih efisien," kata Perry Warjiyo di Beijing, China pada Selasa (26/9/2023).
Perry menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan sambutan dalam "Indonesia-China Business Forum" yang juga dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangung serta sekitar 250 pengusaha dari berbagai sektor.
"Bila hal ini dapat dilakukan secara massal dapat meningkatkan transaksi lokal," tambah Perry.
Hingga saat ini LCS dapat dilakukan untuk dua lini bisnis yaitu perdagangan dan investasi. Perry melanjutkan, BI sedang mengembangkan LCS ke aset finansial agar orang asing nantinya dapat membeli surat berharga dari Indonesia. Dengan begitu, yuan bisa digunakan bukan hanya di perdagangan tapi juga digunakan untuk pendanaan investasi nantinya.
BI dan bank sentral China atau People’s Bank of China (PBC) sudah mulai implementasi kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) pada 6 September 2021 dengan 16 bank dari Indonesia dan 8 bank dari China.
"Sekali lagi mari tingkatkan produktivitas bersama dan tugas saya adalah untuk membantu kalian bisa melakukan pertukaran langsung lebih banyak," tambah Perry.