REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD – Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, telah mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari. Hal itu terkait insiden kebakaran di sebuah acara pernikahan di negara tersebut yang menewaskan sedikitnya 100 orang.
“Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani mengarahkan deklarasi berkabung nasional di seluruh Irak selama tiga hari sebagai belasungkawa bagi para korban yang tewas dalam insiden kebakaran Al-Hamdaniyah,” demikian keterangan yang dirilis biro pers kantor perdana menteri Irak, dilaporkan Iraqi News Agency, Rabu (27/9/2023).
Sejumlah negara telah menyampaikan belasungkawa kepada Irak. Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan salah satu pemimpin negara yang mengutarakan perasaan turut berdukanya kepada Mohammed Shia al-Sudani dan Presiden Irak Abdul Latif Rashid.
"Terimalah belasungkawa tulus saya sehubungan dengan kebakaran di kota Al-Hamdaniyah, yang menyebabkan banyak korban jiwa. Sangat menyedihkan bahwa tragedi ini terjadi di tengah perayaan pernikahan," kata Putin kepada al-Sudani dan Rashid dalam telegram yang diterbitkan situs web Kremlin, dikutip kantor berita Rusia, TASS.
Menurut laporan Aljazirah, Emir Kuwait Nawaf al-Ahmad al-Jaber al-Sabah dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Tahani juga telah menyampaikan belasungkawa kepada al-Sudani serta Rashid. Mereka turut mendoakan agar para korban luka dapat segera pulih. Korban luka dalam insiden kebakaran di acara pernikahan di distrik Al-Hamdaniyah dilaporkan mencapai setidaknya 150 orang.
Video appears to show indoor fireworks starting a fire at a packed wedding in Iraq that has killed more than a hundred people ⤵️ pic.twitter.com/wHZhqaIGeg
— Al Jazeera English (@AJEnglish) September 27, 2023
Kementerian luar negeri sejumlah negara tetangga Irak seperti Turki, Mesir, Arab Saudi, Iran, dan Yordania, juga sudah menyampaikan belasungkawa. Ucapan duka kepada Baghdad juga diutarakan Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB.
Insiden kebakaran di sebuah aula pernikahan bernama Balai al-Haitham di distrik Al-Hamdaniyah, Provinsi Nineveh, terjadi pada Selasa (26/9/2023) malam. Menurut keterangan polisi, terdapat sekitar 1.000 tamu yang menghadiri acara tersebut. Pasangan yang menikah teridentifikasi bernama Haneen dan Rivaan. Hingga berita ini ditulis, masih belum dapat dipastikan apakah keduanya termasuk di antara korban tewas.
Menurut laporan awal, api mulai membakar gedung aula setelah adanya penyulutan kembang api. Bahan mudah terbakar yang digunakan dalam pembangunan aula acara, emisi gas beracun akibat pembakaran, dan protokol keselamatan yang tidak tepat seperti kurangnya pintu keluar darurat serta alat pemadam kebakaran telah berkontribusi terhadap insiden tersebut.
Presiden Abdul Latif Jamal Rashid telah menyerukan penyelidikan komprehensif atas terjadinya kebakaran di Al-Hamdaniyah. “Apa yang terjadi pada anak-anak kami di distrik Al-Hamdaniya adalah tragedi yang menyakitkan, dan insiden yang mengoyak hati kami dan seluruh warga Irak,” kata Rashid lewat akun X-nya.
Setidaknya sembilan orang yang bekerja di ruang perjamuan yang terbakar saat resepsi pernikahan telah ditangkap oleh pasukan keamanan dari Provinsi Nineveh. Mayor Jenderal Abdullah al-Jubouri, komandan operasi di Nineveh, mengatakan kepada wartawan bahwa mereka yang ditangkap membantu mengelola Balai al-Haitham.
Al-Jubouri juga menyampaikan, pasukan keamanan federal sedang berkoordinasi dengan pihak berwenang di wilayah semi-otonom Kurdi di Irak utara untuk menangkap pemilik aula tersebut.