REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menyatakan kecaman keras atas pembakaran salinan Alquran oleh seorang ekstremis di Kota Malmo, Swedia. Parahnya, aksi menghebohkan itu dilakukan dengan sepengetahuan otoritas setempat yang memberinya wewenang untuk melakukan kejahatan keji tersebut.
Dilansir dari Saudi Gazette, Senin (2/10/2023), dalam pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri, Saudi menegaskan kembali penolakan Kerajaan terhadap semua tindakan terang-terangan. Pembakaran Alquran yang secara sistematis diulangi di sejumlah ibu kota Eropa dengan dalih kebebasan berekspresi guna memprovokasi perasaan jutaan umat Islam di seluruh dunia.
Kementerian menekankan seruan Arab Saudi kepada pihak berwenang Swedia untuk segera mengatasi praktik-praktik ini dan berhenti memberikan izin kepada kelompok ekstremis. Aksi tersebut berkontribusi terhadap peningkatan kebencian dan rasisme.
Salwan Momika asal Irak merobek halaman-halaman Alquran dan membakarnya di Malmo pada Sabtu (30/9/2023). Polisi Swedia menahan beberapa orang dan menghalangi beberapa orang lain yang mencoba menghentikan langkah tersebut.
Selama beberapa bulan terakhir, salinan Alquran telah berulang kali dinodai oleh individu atau kelompok anti-Islam di negara-negara termasuk Swedia, Denmark dan Belanda. Hal ini memicu kemarahan dan kritik di negara-negara mayoritas Muslim di seluruh dunia.