REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,18 persen pada September 2023. Inflasi ini dilatarbelakangi adanya kenaikan harga sejumlah komoditas.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini mengatakan, beras termasuk komoditas yang memiliki andil inflasi terbesar di Kota Malang pada September lalu. Komoditas ini mengalami kenaikan harga hingga 6,54 persen. "Dan andil inflasi sekitar 0,2254 persen," kata Erny dalam konferensi pers (konpers) di Kota Malang, Senin (2/10/2023).
Menurut Erny, terdapat empat faktor penyebab kenaikan harga beras. Antara lain musim tanam gadu dan penurunan luas panen. Selain itu, juga dilatarbelakangi faktor cuaca berupa el Nino dan kebijakan pemberhentian ekspor beras oleh Pemerintah India.
Di samping itu, dia juga mengungkapkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan dini kekeringan meteorologis pada 20 September lalu. Peringatan itu memberitahukan bahwa Jawa Timur (Jatim) termasuk Kota Malang masuk kategori awas.
BMKG juga mengungkapkan prediksi peluang Hari Tanpa Hujan (HTH) periode 21 September sampai 2 November 2023. Prediksi itu mengungkapkan peluang kejadian di Jatim lebih dari 90 persen.
Kondisi ini dapat menghambat permulaan musim tanam padi triwulan tiga yang biasanya terjadi pada Agustus sampai September 2023. Tidak hanya beras, bensin juga termasuk komoditas penyumbang inflasi terbesar kedua di Kota Malang.
Komoditas ini dilaporkan mengalami kenaikan harga 1,61 persen dan andil inflasi sebesar 0,0918 persen. Ada pula biaya pulsa ponsel yang naik 0,82 persen dan memberikan andil inflasi sekitar 0,0206 persen.