REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Inflasi di Kota Malang pada Juni lalu mencapai 0,07 persen. Hal ini membuat inflasi Kota Malang termasuk terendah di Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini mengatakan, inflasi tertinggi di Jatim dipegang oleh Probolinggo dengan angka 0,18 persen. Sementara itu, deflasi bulanan tertinggi di Jatim terjadi di Sumenep. "Deflasi sekitar 0,42 persen," kata Erny dalam konferensi pers secara daring.
Adapun inflasi di Kota Malang, ia menyebutkan, ada beberapa komoditas yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi. Satu di antaranya terkait harga komoditas angkutan udara yang naik sekitar 3,61 persen dan turut memberikan andil inflasi 0,058 persen.
Selain itu, terdapat harga daging ayam ras yang meningkat hingga 3,98 persen. Menurutnya, komoditas ini memberikan andil inflasi 0,049 persen. Kemudian harga cabai rawit juga meningkat 16,57 persen dan memberikan andil inflasi 0,0264 persen.
Di samping itu, Erny juga mengungkapkan, beberapa komoditas yang menyumbang deflasi pada Juni 2023. Penyumbang deflasi terbesar, yakni bensin karena harganya menurun hingga 1,59 persen dan memberikan andil deflasi 0,0924 persen.
Selanjutnya, beras juga dilaporkan memberikan andil deflasi karena harganya menurun 0,91 persen. Dengan kata lain, komoditas ini memberikan andil deflasi pada bulan lalu 0,0309 persen. Ada pula harga bawang merah yang menurun hingga 3,93 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,0112 persen.