REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdebatan seputar masa depan VAR menghangat lagi di Liga Primer Inggris. Ini setelah sebuah kesalahan fatal dari keputusan yang diambil VAR berujung kekalahan Liverpool 1-2 dari Tottenham Hotspur. Liga Primer sekarang mendapatkan desakan untuk menghentikan sistem tersebut.
Micah Richards salah satu yang kontra terhadap penerapan VAR yang terus menerus menuai kontroversi. Eks bintang Manchester City yang sekarang menjadi pundit mendesak Liga Primer menghapus VAR setelah kontroversi pada kekalahan Liverpool dari Tottenham. Sementara mantan bintang Tottenham Hotspur Gary Lineker mendukung dengan catatan.
Badan pengatur wasit sepak bola di Inggris, PGMOL, telah mengakui ada "kesalahan manusia yang signifikan" menyebabkan gol Luis Diaz dianulir. Diaz sebenarnya berada dalam posisi onside saat mencetak gol pada babak pertama untuk Liverpool. Namun keputusan wasit Simon Hooper di atas lapangan memberikan keputusan offside.
Petugas VAR Darren England mengira Hooper sebenarnya telah memberikan gol. Ia gagal menarik garis untuk memastikan Diaz dalam posisi onside. England mengonfirmasi apa yang dia pikir adalah sebuah gol dengan mengatakan 'pemeriksaan berakhir'. Namun ketika tendangan bebas diberikan kepada Tottenham, respons-nya mengerikan.
Pada saat itu, di bawah protokol VAR, sudah terlambat untuk membatalkan keputusan offside, meskipun paham keputusan itu salah. PGMOL selepas laga mengakui kesalahan tersebut, meminta maaf kepada Liverpool atas kesalahan England, yang pada akhirnya merugikan the Reds.
Insiden tersebut telah memicu perdebatan mengenai apakah VAR harus terus digunakan di Liga Primer. Terlepas dari kejadian yang kacau di London, eks penyerang timnas Inggris Gary Lineker percaya bahwa masih ada tempat untuk VAR.
"Sejujurnya saya pikir sebagian besar penggemar, terutama mereka yang berada di tribun, pasti akan mengatakan 'mari kita larang'," kata Lineker kepada podcast The Rest Is Football, dikutip dari Mirror, Senin (2/10/2023) "Saya masih berpikir itu bisa menjadi hal yang baik. Terkadang saya menjadi sangat frustrasi karenanya dan berpikir 'bagaimana Anda bisa melakukan kesalahan seperti itu'."
Menurut dia, orang lebih bisa memaafkan jika seorang wasit di lapangan melakukan kesalahan, tapi tidak untuk petugas yang telah menyaksikan tayang ulang dari berbagai sudut tapi kemudian membuat sebuah keputusan yang keliru.
Menurut Lineker, mayoritas keputusan VAR tepat. Baginya, sulit membayangkan VAR dibatalkan penggunaannya setelah investasi yang begitu besar dan telah menghabiskan banyak uang. Terlebih, secara keseluruhan keputusan yang benar lebih banyak dan membantu.
"Apa yang saya pikir akan membantu adalah, kita membutuhkan lebih banyak komunikasi. Kita ingin para penggemar mendengar komunikasi, pembicaraan antara wasit di lapangan dan VAR. Kemudian saya pikir orang-orang akan lebih memahaminya. Kami telah melihatnya di olahraga lain, itu bekerja dengan sangat baik," ungkap Lineker.
Ia mengaku tidak mengerti alasan penonton tidak boleh mendengar percakapan antara wasit di lapangan dan petugas VAR. Sebab jika ini diperbolehkan, orang-orang akan bisa lebih tenang tentang berbagai hal.
"Semua orang akan ingin mendengarkan, itu juga akan membuat lebih banyak hiburan dan pada akhirnya itulah yang seharusnya terjadi dalam sepak bola. Itu akan sangat membantu banyak hal."
Namun, Richards bersikeras bahwa tidak ada harapan bagi VAR untuk diperbaiki dan menuntut Liga Primer untuk menghapus sistem tersebut. Pemenang gelar juara Liga Primer Inggris ini menganjurkan agar teknologi garis gawang tetap dipertahankan, tapi sistem VAR harus dihapuskan.
"Saya akan menghapusnya. Teknologi garis gawang jelas akan saya pertahankan, tetapi VAR hanya menjadi omong kosong. Kita telah mendiskusikan tentang offside. Anda dapat memiliki yang semi-otomatis jika Anda benar-benar menginginkannya. Buang saja VAR, buang saja," tegasnya.