REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras yang menyebabkan banjir bandang di New York City mencerminkan dampak nyata dari perubahan iklim. Gubernur New York Kathy Hochul bahkan memperingatkan bahwa banjir bandang akan menjadi "kenormalan baru" di negara bagian tersebut.
Curah hujan setinggi 20 sentimeter di beberapa bagian kota terpadat di Amerika Serikat itu, bahkan cukup untuk membuat seekor singa laut di Kebun Binatang Central Park berenang keluar dari kandangnya.
Meskipun risiko banjir di kota itu telah surut pada Sabtu siang, sebuah rumah sakit di wilayah Brooklyn mengatakan akan mengevakuasi semua pasien dan staf setelah listrik padam pada hari Jumat.
NYC Health + Hospitals telah beralih ke listrik cadangan setelah pemadaman listrik pada Jumat, tetapi perbaikan akan mengharuskan listrik dimatikan sepenuhnya selama beberapa hari. Fasilitas kesehatan ini kemudian memindahkan 120 pasiennya ke rumah sakit lain pada hari Sabtu, sebuah proses yang diperkirakan akan memakan waktu delapan jam.
Curah hujan yang tinggi mengubah beberapa jalan menjadi sungai, membuat bus dan mobil terdampar selama berjam-jam, dan memaksa beberapa jalur kereta bawah tanah dan kereta komuter ditutup. Penerbangan ditunda atau dibatalkan, dan satu terminal di Bandara LaGuardia dievakuasi.
"Sayangnya, inilah yang harus kita harapkan sebagai kenormalan baru," kata Hochul seperti dilansir Reuters, Senin (2/10/2023).
Hochul juga mengatakan bahwa keadaan darurat, yang memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih cepat untuk menangani krisis, akan tetap berlaku selama enam hari ke depan. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat badai tersebut.
Presiden Joe Biden telah diberi pengarahan mengenai banjir pada hari Jumat dan Sabtu. Lalu Badan Manajemen Darurat Federal telah siap untuk membantu jika diperlukan, demikian menurut pernyataan Gedung Putih.