REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- KA Cepat Whoosh dinilai telah memiliki kelengkapan dari sisi komunikasi publik secara visual. Dosen Digital Public Relations (DPR) Fakultas Komunikasi Bisnis Telkom University, Dr Muhammad Sufyan Abdurrahman, menilai penyempurnaan mendesak hanya tinggal dari sisi integrasi moda di Stasiun Tegalluar, Bandung.
"Setelah ikut uji coba publik Sabtu kemarin, saya lihat komunikasi publik secara visual sudah memadai, baik di Stasiun Tegalluar ataupun Halim. Penumpang benar-benar dipandu ke mana-mananya, tidak akan tersasar walau tak ada arahan secara verbal," ujar Sufyan di Bandung, Selasa (3/10/2023).
Uji coba atas fasilitasi VP Public Relations PT KAI (Persero) Joni Martinus itu dilakukan akhir pekan kemarin (30/9) jam 14.00 dan sampai persis di Stasiun Halim jam 14.45. Setelah itu, penumpang istirahat, dan berangkat dari Halim jam 15.30 dan sampai di Tegalluar jam 16.15.
Sufyan mengatakan, panduan visual bahkan sudah tampak di area parkir Tegalluar dengan menunjukkan area keberangkatan.
Kemudian, dipandu naik lift ke area ruang tunggu dan pemeriksaan tiket dengan redaksi dan desain visual yang jelas, simpel, dan mudah dipahami.
"Begitu masuk kereta, lebih banyak lagi petunjuk komunikasi visual. Beberapa berbentuk analog dalam sticker biasa yang statis, beberapa digital dalam panel elektrik dinamis," katanya.
Salah satu yang banyak jadi sorotan, kata dia, tentu saja panel elektrik di tiap gerbong yang menunjukkan kecepatan Whoosh, mulai dari rendah, sedang, hingga paling cepat kisaran 350 km/jam.
Selain bersifat instruksi, kata dia, beberapa desain komunikasi visual juga dengan jelas bersifat larangan seperti merokok di dalam toilet. Ini pun tetap dibantu komunikasi verbal dengan kehadiran petugas pramugari sebelum keberangkatan, serta inspeksi kondektur dan petugas keamanan dalam perjalanan.
"Saya kira semua sudah lengkap secara komunikasi publik visual. Yang harus disegerakan saya lihat adalah integrasi moda di Tegalluar, yang belum terkoneksi transportasi publik seperti di Halim yang terintegrasi dengan LRT dan Trans Jakarta," katanya.