REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Kepolisian Turki melakukan operasi penangkapan di seluruh wilayah negara tersebut pada Selasa (3/10/2023). Hampir 1.000 orang ditangkap dan puluhan di antaranya diduga memiliki hubungan dengan kelompok militan Kurdi. Operasi penangkapan diluncurkan setelah Turki mengalami serangan bom bunuh diri yang diklaim dilakukan Immortals Battalion, sebuah unit pasukan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, mengungkapkan dari operasi penggerebekan dan penangkapan di 16 provinsi, kepolisian Turki berhasil menahan 55 orang yang dicurigai menjadi bagian dari struktur intelijen PKK. Polisi juga menangkap 12 tersangka lain yang diduga terkait dengan PKK dalam operasi di lima provinsi lainnya.
“Saya ingin bangsa kita yang berharga mengetahui bahwa, kami tidak akan membiarkan para teroris. Kita akan melanjutkan perlawanan kita tanpa terganggu dengan upaya superior pasukan keamanan kita,” kata Yerlikaya lewat akun X-nya.
Watch: Police in Turkey detain at least 145 suspects overnight with alleged links to Kurdish militants, making it nearly 1,000 arrests after the bomb attack in Ankara. #Turkey #Ankara
Read more: https://t.co/KgUnhPJnHz pic.twitter.com/N91XZJaaYx
— Al Arabiya English (@AlArabiya_Eng) October 3, 2023
Dalam operasinya, kepolisian Turki juga menangkap 928 orang karena kepemilikan senjata tanpa izin atau terlibat aktivitas penyelundupan senjata. Namun Yerlikaya tak menjelaskan apakah mereka juga memiliki keterkaitan dengan PKK. Dia hanya menyebutkan bahwa 840 pucuk senjata api disita selama operasi.
Yerlikaya tak menerangkan apakah orang-orang yang ditangkap dalam operasi pada Selasa lalu memiliki keterlibatan langsung dalam aksi serangan bom bunuh diri baru-baru ini. Pada Ahad (1/10/2023) lalu, gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Turki menjadi sasaran serangan bom. Rekaman kamera pengawas menunjukkan bahwa sebelum bom meledak, sebuah mobil berhenti di depan gerbang utama Kemendagri Turki.
Salah satu penumpang di mobil tersebut kemudian turun, lalu bergerak setengah berlari ke arah gerbang gedung Kemendagri Turki. Pada momen itu bom meledak dan menyebabkan dua petugas terluka. Aparat keamanan Turki berhasil membunuh seorang pelaku lainnya yang berada di mobil.
Seorang pejabat senior Turki mengungkapkan, sebelum aksi pengeboman berlangsung, kedua pelaku terlebih dulu membajak mobil yang dikendarainya. Pengemudi mobil dibunuh oleh kedua pelaku di Kayseri. Menurut otoritas Turki, serangan bom yang menargetkan gedung Kemendagri merupakan aksi teror pertama di Ankara sejak 2016.
Setelah insiden itu, situs web ANF News mengungkapkan, serangan bom yang menargetkan gedung Kemendagri Turki dilakukan oleh kelompok bernama “Immortals Battalion”. Situs ANF diketahui memiliki kedekatan dengan PKK yang sudah dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Turki.
Dalam laporannya ANF News menyebut, serangan bom ke Kemendagri Turki merupakan serangan bunuh diri. Aksi itu direncanakan dan sengaja dilancarkan bertepatan dengan pembukaan parlemen. “(Serangan bom dilakukan) tim kami yang terkait dengan Immortals Battalion,” katanya, dilaporkan laman Al Arabiya.
Selain Turki, PKK juga dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan aksi pemberontakan di Turki tenggara sejak dekade 1980-an. Pada 1984, konflik akibat pemberontakan PKK menewaskan lebih dari 40 ribu orang.