REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Anggota Majelis Hukama Muslimin (MHM) asal Indonesia Prof KH Quraish Shihab menyampaikan pidatonya pada pembukaan Konferensi Agama dan Perubahan Iklim Asia Tenggara 2023 yang diselenggarakan MHM di Jakarta pada Rabu (4/10/2023).
Prof Quraish mengatakan, dewasa ini tidak jarang terasa bahwa kemajuan ilmu pengetahuan kendati melahirkan kemudahan dan kenyamanan bagi umat manusia, namun dalam saat yang sama tidak jarang mengakibatkan bencana bagi manusia dan lingkungannya.
"Manusia dewasa ini hampir-hampir mirip dengan kupu-kupu yang terbakar karena kepandaiannya terbang," kata Prof Quraish dalam pidatonya di Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Prof Quraish mengatakan, Majelis Hukama dalam aneka kegiatannya mengajak semua memadukan antara ilmu dan hikmah, akal dan kalbu, rasa dan rasio demi hidup di dunia dan di akhirat.
Prof Quraish menjelaskan, Nabi umat Islam yakni Nabi Muhammad SAW mengajarkan doa perlindungan yang mengisyaratkan sumber aneka bencana. "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak peka, dari nafsu yang tidak puas, dan dari doa yang tidak terkabulkan."
Ia mengatakan, problematika dewasa ini, ilmu yang dikembangkan manusia tidak jarang bukan saja tidak bermanfaat tetapi justru merusak. "Kita pun sampai hati tidak memfungsikan hati dan melupakan nurani, di samping itu ketamakan mengantar kita merebut apa yang bukan hak kita atau bersikap boros sehingga menganiaya pihak lain, baik sesama kita maupun lingkungan kita," ujar Prof Quraish.
Di tempat yang sama, Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK) dalam pidatonya di Konferensi Agama dan Perubahan Iklim Asia Tenggara 2023 menyampaikan bahwa dunia sekarang penuh keprihatinan, tentunya karena dunia berarti seluruh umat manusia. Karena seluruh umat manusia artinya seluruh agama, penganut agama mengalami keprihatinan.
"Hari ini kita di sini pakai AC sehingga tidak terasa panas tapi di luar kalau siang hari bisa (panasnya) 35 sampai 36 Celsius, jarang terjadi dalam pengalaman di Indonesia, dulu panas hanya di padang pasir, sekarang di Indonesia sangat panas," kata JK.
JK menyampaikan, biasanya banjir hanya terjadi di negara tropis, sekarang terjadi di Amerika dan Eropa, banjir di mana-mana. Biasanya kebakaran hutan hanya terjadi di negara-negara khatulistiwa seperti Indonesia, wilayah Amazon dan sebagainya, sekarang Eropa dan Kanada juga kebakaran hutan.
JK menegaskan, akibatnya adalah kehidupan terpengaruh, makanan berkurang, produksi beras di Asia berkurang. Sehingga banyak orang harus berhemat. Ekonomi tentu akan sangat terdampak. Itulah makna kehadiran semuanya di sini untuk sama-sama menjalankan, karena pikiran-pikiran sudah begitu banyak yang penting adalah menjalankan apa yang sudah disepakati bersama.