Kamis 05 Oct 2023 09:26 WIB

IHSG Dibuka Optimistis Terkerek Saham Teknologi

Kenaikan IHSG sejalan dengan pergerakan bursa Asia pagi ini.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan Kamis (5/10/2023). IHSG menguat dan kembali menembus level 6.900 setelah sempat turun tajam pada penutupan transaksi kemarin. Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan kenaikan IHSG sejalan dengan pergerakan bursa Asia pagi ini.

"Indeks dibuka menguat setelah indeks saham utama di Wall Street semalam ditutup naik tajam," kata Phillip Sekuritas Indonesia.

Baca Juga

Nasdaq mencatatkan kinerja harian terbaik dalam lima minggu. Saham-saham perusahaan raksasa di sektor Teknologi seperti Microsoft, Amazon, Nvidia, Alphabet, dan Tesla naik antara 1,5 persen hingga 4,4 persen.

Di dalam negeri, saham-saham teknologi juga terkerek naik dengan GOTO menguat tajam sebesar 3,6 persen setelah satu bulan terakhir mengalami pelemahan. Kemudian saham BUKA menyusul dengan naik 1,94 persen.

Data ekonomi AS terkini menunjukkan pasar tenaga kerja yang mulai mendingin dan pertumbuhan di sektor Jasa (Services) mengalami moderasi. Penurunan imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasuries) juga turut mengangkat sentimen investor.

Investor mencerna rilis data ADP National Employment Report yang memperlihatkan sektor swasta di AS merekrut 89.000 pekerja di September, terkecil sejak Januari 2021 dan jauh di bawah ramalan pasar yang sebesar 153.000.

Sementara itu, data ISM Non-Manufacturing Index turun ke level 53,6 di September dari level tertinggi dalam enam bulan, 54,5 di Agustus, dan sesuai dengan ekspektasi pasar. Ini menandakan ekspansi sektor Jasa (Services) selama sembilan bulan beruntun.

Data Factory Orders memperlihatkan pesanan baru atas barang-barang yang diproduksi di AS naik 1,2 persen secara bulaman di Agustus, lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang naik 0,2 persen setelah penurunan 2,1 persen.

Fokus utama investor untuk minggu ini masih terpusat pada rilis data Non-Farm Payrolls Jumat nanti dengan ekspektasi ekonomi AS menambah 170,000 pekerja di September.

Investor di Asia bersiap menghadapi rilis data inflasi di Korea Selatan, Filipina, Thailand, dan Taiwan, sementara data Neraca Perdagangan Australia dan data Penjualan Ritel Singapura juga dijadwalkan dirilis hari ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement